Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyemai Kesunyian pada Tungku-Tungku Perapian

19 Agustus 2019   21:38 Diperbarui: 19 Agustus 2019   22:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

tak pernah tiba-tiba, butiran hujan berjatuhan di kerontang tanah rekah. alam telah memberi tanda, ketika keberadaan indera tak lagi terjamah.

saat anak-anak matahari terlibat dalam pertikaian sengit, adakah hujan cerita suka atau berita duka dari langit?

bukan tanpa aba-aba, bias cahaya mentari bersembunyi di ufuk barat. alam telah menghadirkan senja, ketika satu persatu indera tak lagi mengerti isyarat.

saat anak-anak rembulan bersekutu dengan kegelapan, menyemai kesunyian pada tungku-tungku perapian.

tak pernah ada pelangi, tanpa butiran hujan dan bias cahaya matahari. alam telah mengajarkan hati, ketika indera terkunci mati.

saat anak-anak cemburu bergelayut di ranting tunggu, menanti kedatangan rindu yang membatu.

ketika alam tak pernah usai menyajikan cara. kau juga aku masih saja sibuk menimang lupa.

Curup, 19.08.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun