Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Unforgettable Moment" [3]

19 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 19 Juni 2019   08:16 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Hujan belum reda. Udara dingin terasa. Kau menatapku. Tak lagi ada tanyamu. Aku tahu, kau menunggu. Kureguk gelas berkopi, kuajukan gelasku padamu. Kau gelengkan kepala. Tapi kau raih gelas itu. Aku tersenyum.

"Mau tahu kenapa Mas datang, kan?"

"Nik cuma... "

"Tapi gak bisa tanya itu, kan?"

"Nunik kaget! Kan Mas janji, besok jemput?"

"Rindu yang memaksa Mas datang!"

Reaksimu tak biasa. Kau tertunduk diam. Tak ada cubitan. Tawa atau senyummu untukku. Kukira, rasamu ikut hanyut bersama kumpulan titik hujan.

Aku berdiri sejenak diam. Kau terkejut menatapku. Kugerak tubuhku. Bak olahragawan, sedang lakukan pemanasan. Kau tersenyum melihat ulahku.

"Dingin?"

"Serba salah!"

"Hah?"

"Berdiri dingin. Duduk dingin. Ngobrol ke Nunik, juga dingin!"

"Iiih!"


Sambil tertawa, kau tarik tanganku meminta duduk. Kau serahkan kembali gelas berkopi. Tawamu belum berhenti, saat kunyalakan rokok kedua. Kugaruk kepala. Tersenyum padamu,

"Aduuuh! Kenapa..."

"Dasar orang aneh!"

"Terus, kenapa ada bonus cubit?"

"Biar! Mau lagi?"

Kuajukan tangan kiriku ke hadapmu. Tak lagi ada cubitmu. Kau sandarkan tubuhmu ke bangku. Matamu ingin tahu. Aku tertawa.

"Mas ujian tanggal empat belas!"

"Hah! Mas..."

"Iya!"

"Jadualnya udah keluar?"

"Tadi sore!"

"Hamdallah..."


Kau tangkup dua telapak tanganmu. Kau tutupi wajahmu. Sesaat, kau tersenyum ke arahku. Tapi segera lenyap. Kau tak lagi bersandar. Kau ubah posisi dudukmu ke hadapku.


"Tapi, Mas tidak..."

Sudah kuduga. Sikap tak biasamu malam itu. Juga tanyamu saat aku baru datang. Kau khawatir tentangku. Khawatir kulakukan hal sama, seperti kejadian pintu Kajur. Kau tahu nekadku. Kuacak kepalamu sambil gelengkan kepala.


"Mas ke kantin tadi siang. Diberitahu Ni Yul. Ada rapat di Jurusan!"

"Terus?"

"Kan Kajur baru? Sekalian Ni Yul ajukan jadual ujian skripsi. Yang daftar udah banyak!"

"Oh!"

"Jadi diminta tunggu! Jika Kajur baru setuju..."

"Disetujui?"

"Iya. Tapi rapatnya lama! Pengumuman ditempel setengah enam!"

"Hah! Mas pulang dari kampus, jalan kaki? Kan, udah gak ada bus kampus?"

"Kalau jalan kaki. Gak bisa Mas datang kesini?"

"Haha..."

"Mas minta satpam antar. Sampai ketemu angkot!"

"Oh! Ni Yul baik, ya?"

"Satpam juga!"

"Haha..."


Hujan reda. Bersisa gerimis. Udara dingin sedikit berkabut. Tapi tidak di beranda. Terasa hangat, akibat tawamu. Aku tahu. Kau lepas resahmu juga risaumu. Malam itu.


"Seminggu lagi, Mas?"

"Iya."

"Mas harus..."

"Sesuai janji. Besok ke rental Maknen!"

"Tapi Mas mau ujian?"

"Masih lama!"

"Biarlah Nunik...."

"Pagi Mas jemput!"


Tak lagi ada suaramu. Kau hafal nada bicaraku. Jika begitu, takkan ada kompromi. Kau kembali sandarkan tubuhmu. Lekat kutatap wajahmu. Aku tersenyum.

"Kalau gak mau ke rental, gak usah!"

"Hah?"

"Yang penting keluar!"

"Kan skripsi Mas mesti..."

"Bosan! Dua bulan, berurusan dengan skripsi!"

"Tapi..."

"Nik temani Mas. Terserah kemana aja!"

Aku diam. Anggukkan kepala. Kau pandangi wajahku. Kau tatap mataku. Entah apa yang kau cari. Aku tak peduli. Kubalas tatapmu. Perlahan, ada senyum di bibirmu. Kau tertawa.

"Malah ketawa! Mau, kan?"

"Iya, Mamaaas...!"

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay #SpeakYourMind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun