Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Taman Selecta: Jejak Sejarah dan Gerakan Hijau dari Kolonial ke Komunal

11 Juni 2025   23:55 Diperbarui: 12 Juni 2025   11:57 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengelola Selecta bekerja sama dengan komunitas peduli lingkungan dan dinas terkait untuk memastikan bahwa sampah yang dihasilkan pengunjung tidak langsung menjadi beban alam. Hal ini menjadikan Selecta sebagai tempat wisata bebas sampah.

Tersedia tempat sampah terpilah di banyak titik, serta edukasi bagi pengunjung tentang pentingnya membuang sampah sesuai kategori. Bahkan, sebagian sampah organik dari restoran dan taman dikelola menjadi kompos untuk tanaman bunga.

Gerakan ini bukan sekadar formalitas. Selecta secara aktif mengajak pengunjung menjadi bagian dari solusi lingkungan, mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga mendorong wisatawan membawa tumbler dan kantong belanja sendiri.

Kegiatan "Launching Wisata Selecta Zero Waste Pertama di Indonesia" yang diselenggarakan pada 2 Juli 2024 lalu merupakan event bergengsi karena semua masyarakat dapat mengetahui pengelolaan sampah di Selecta. 

Terdapat 10 pengelolaan sampah tersebut antara lain:

  • nursery garsen
  • produk kerajinan
  • pengolahan briket
  • pengolahan HD kresek
  • pengolahan kardus
  • nilai ekonomi plastik 
  • pakan ternak
  • pupuk cair
  • pupuk kompos 
  • pengolahan sampah residu

Di tengah maraknya wisata massal yang sering abai soal sampah, Selecta justru mengambil langkah berani: menjadi taman bunga yang bukan hanya memanjakan mata, tapi juga peduli bumi.

Tak Hanya Tempat Estetik 

Selecta bukan cuma tentang taman bunga dan udara sejuk. Ia adalah ruang yang menyimpan jejak sejarah kolonial, luka dan pemulihan bangsa, serta perubahan yang pelan tapi pasti. 

Dari vila eksklusif para pejabat Belanda, kini Selecta menjelma menjadi taman milik rakyat, tempat keluarga bercengkerama, anak-anak belajar mencintai alam, dan siapa pun bisa bernapas lega.

Kenangan masa remaja di Taman Selecta 2001 - Dok. Pribadi 
Kenangan masa remaja di Taman Selecta 2001 - Dok. Pribadi 

Menariknya, di tengah wajahnya yang terus dipercantik, Selecta tak melupakan tanggung jawabnya terhadap bumi. Ia belajar untuk menjadi taman yang tidak hanya memanjakan mata, tapi juga menjaga lingkungan tempatnya tumbuh. 

Dalam sunyi bunga yang bermekaran dan dedaunan yang berdesir, Selecta mengajarkan satu hal penting: bahwa tempat indah tak cukup hanya ada, ia perlu bertumbuh kembang dan berbelas kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun