"Sama berondong lagi Neng?" goda Ibu sambil senyum-senyum.
      "Makan berondong itu mengenyangkan untuk sementara waktu dan nggak bikin gemuk," kilahnya menutupi semburat merah jambu di pipinya.
      Karena tak ingin berlama-lama mengobrol dengan Ibu kos, Khalisa segera mengakhiri pembicaraan dan pamit naik ke atas. "Ibu, saya sudah ngantuk nih. Saya naik dulu ya!"
      "O,ya Neng. Yang lain belum pada pulang?"
      "Belum bu, lagi senang-senang di BTM," balasnya ringan .
      Ternyata tak lama kemudian mereka pulang. Suaranya berdengung seperti lebah yang baru ke luar dari sarang. Memecah keheningan malam yang terjaga sedari tadi. Khalisa merebahkan tubuhnya di atas kasur yang dihamparkan begitu saja di atas lantai. Lubang-lubang pintu dan jendela mengirimkan hawa dingin yang menyebar ke seluruh permukaan kulit tubuhnya. Sesaat dia merapatkan tubuh tapi tak mampu mengusir dingin. Terpaksa dia menarik selimut wool merah bata milik Trinita untuk menutupi tubuhnya yang mulai kedinginan.
      "Wah sudah meringkuk di atas kasur . Dingin ya Mbak?' tegur  Trinita yang baru saja masuk kamar.
      "Iya, Ta. Nanti kamu masuk saja ke selimut ini ya?"
      "Aku malah gerah nih Mbak. Keringatan. Habis jalan dari depan. "
      "Beli apa aja kamu?"
      "Ah, nggak ada, Mbak. Nggak ada duit. Cuma makan pempek tadi."