Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Saya Tiba-tiba Terjebak dalam Kerumunan

6 November 2022   07:32 Diperbarui: 6 November 2022   10:38 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana keramaian karnaval | dokumentasi pribadi

3. Jangan tersugesti oleh pikiran buruk. Jangan merasa, "Aduh, orang begini banyak, kalau saya mumet atau semaput bagaimana".  Tidak boleh. Pikiran buruk harus kita buang jauh- jauh saat itu.

4. Posisi tangan di dada. Dengan posisi tangan di dada setidaknya kita membuat space bagi kita untuk bergerak dan dada tidak tertekan oleh tubuh orang lain. 

5. Segera cari pintu keluar. Nah, ini yang paling penting. Segera keluar dan tinggalkan arena kerumunan. Tapi saya juga tidak bisa membayangkan kejadian Kanjuruhan di mana orang orang berjuang mencari pintu keluar juga bertahan atas semprotan gas air mata. Malam hari pula. Ah, mudah-mudahan tidak akan pernah terjadi lagi kejadian memilukan seperti itu.

Hal yang sangat penting juga adalah berdoa sebelum bepergian. Ya, betapa pentingnya arti sebuah doa. Sebelum berangkat mari berdoa pada Sang Khalik agar kita senantiasa diberikan keselamatan. 

Bukankah Dia adalah Sang Maha, tempat kita memohon pertolongan dan keselamatan dalam segala urusan yang kita jalani?

Selamat berakhir pekan... :)

Arti istilah:

Mas, wonten acara nopo nggeh : Mas, ada acara apa ya?

Mumbul : terbang, melayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun