Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Daydreammer, as always

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

The Joy of Learning Series: Bisa Membaca Tanpa Belajar, Hoax atau Fakta?

6 Oktober 2022   11:56 Diperbarui: 6 Oktober 2022   14:30 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anfaat membacakan buku yang sama berulang kali bersama anak. (Sumber: Fly View Productions via kompas.com)

Kenangan yang lain, saat dia dengan iseng berdiri di depan rak buku kami dan mencoba membaca semua judul buku di rak dengan terbalik-balik karena masih belum terlalu paham. 

Membaca buku bahasa Jerman dengan cara mengeja bahasa Inggris, dan sebaliknya. Saya ingat waktu itu saya berada didekatnya sambil menahan geli. Menggemaskan sekali.

Atau ketika kami naik kereta api atau tram, dan dia membaca keras-keras buku-buku cerita yang dibawanya dan penumpang lain di sekitar kami pun ikut menyimaknya. 

Ketika kami tiba di stasiun tujuan dan ceritanya belum selesai, para pendengar itu akan berseru kecewa karena penasaran ending-nya. Kami pun turun dari kereta diiringi pesan beberapa orang, "Teruslah membaca!"

Sungguh kenangan yang sangat indah, di antara hamparan hijau sepanjang perjalanan, langit biru dan orang-orang yang mencintai buku.

Sebelum genap usia 5 tahun, putri saya sudah lancar membaca dalam dua bahasa, tanpa saya pernah mengajarinya secara khusus membaca.

Dalam menulis pun berlaku sama, saya tidak pernah membelikannya buku belajar menulis. Ia mempelajarinya dengan alami, didorong rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Tanpa paksaan, tekanan atau deadline. Bahkan cara memegang pensil pun tidak saya koreksi, selama memegangnya masih dengan tangan, bukan dengan kaki, hehe.

Yang ingin saya tekankan disini bukanlah pada kemampuan membaca putri saya pada usia pra-sekolah, tapi lebih kepada proses belajar yang dia nikmati sampai ia lancar membaca dan menulis.

Putri saya bukan satu-satunya yang memiliki cerita yang sama. Ada beberapa orang yang saya kenal yang juga memiliki pengalaman yang sama.

Salah seorang teman putri saya bahkan memiliki skill level membaca melampaui kelas 6 SD, ketika usianya baru 6 tahun.  Sehingga ketika kegiatan membaca di sekolah, dia pun di berikan materi yang berbeda dan jauh di atas level teman-temannya. Kebetulan pada saat itu teman saya ini sekeluarga tinggal di negara yang sangat memperhatikan kemampuan literasi anak.

Yang istimewa bukan hanya skill membaca si anak yang mencengangkan, tapi bahwa orangtuanya juga tak pernah secara khusus mengajari putri mereka ini membaca. Mereka hanya mengenalkannya pada buku dan kebiasaan membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun