Intinya, tumbuhkanlah rasa sayang anak pada buku dan  kegiatan membaca, meskipun awalnya bukan dia sendiri yang membaca.
Kedua, Konsistensi Dalam Membangun Kebiasaan
Waktu putri saya berusia 3 tahun dan sudah semakin pintar mengungkapkan pendapatnya, dia protes ke saya:
"Mama melarang aku lihat hp, tapi mama lihat dan pegang hp terus!"
Deg!Â
Antara terkejut, terpana, malu dan merasa bersalah pun jadi satu. Saya tidak sadar selama ini saya begitu sibuk dengan dunia medsos saya sampai lupa dua bola mata mungil yang cantik itu memperhatikan perilaku saya dan mempertanyakannya.
Sejak saat itu saya pun menonaktifkan medsos pribadi saya, karena itulah yang banyak menggerus waktu saya dan tidak sebanding dengan manfaat yang saya rasakan. Well, tentu saja ini versi saya, ya. Kalau ada versi yang lain ya bebas-bebas saja. Kita negara demokratis.
Intinya adalah konsistensi dan teladan. Bagaimana saya melarangnya memegang hp, sementara sepanjang waktu mata saya tertancap pada si layar biru.Â
Jelas tidak fair dan lebih fatal lagi memberikan teladan yang tidak baik tentang konsistensi. Apalagi kalau alasan mantengin gadget tersebut bukan untuk hal yang produktif, dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan atau tanggung jawab.
Di lain sisi, ketika saya ingin membangun kebiasaan membaca putri saya, saya juga harus memperlihatkan padanya melalui kebiasaan saya membaca, bukannya malah sibuk mantengin gadget saya yang unfaedah itu.
Saya bersyukur si cantik protes ke saya waktu itu. Kalau tidak, tanpa sadar saya bisa saja kebablasan dan semakin kesulitan menanamkan kebiasaan membaca.