Bukan hanya menyenangkan, tapi juga magic. Blink ! Tiba-tiba anak bisa baca tulis tanpa diajari baca tulis. Effortless, istilah kekiniannya.
Masak sih bisa? Bercanda...
Bukan, saya sedang tidak bercanda atau nge-prank. Ini realita dan berdasarkan pengalaman nyata. Kabar baiknya, ini bukan hanya pengalaman saya lho, ada beberapa orang yang saya kenal memiliki pengalaman yang sama. Jadi dalam hal ini, Â unsur subjektivitasnya boleh dikatakan relatif minim.
Duh, makin penasaran kan caranya bagaimana ? Yuks, kita simak bersama. Jangan lupa seduh dulu kopinya ya, ayah bunda, biar gayeng obrolan kita.
Pertama, Perkenalkan Buku Sedari Dini
Tak kenal maka tak sayang. Memaksa anak belajar membaca dengan serta merta, sementara mereka belum pernah diajak kenalan dulu dengan buku dan terbiasa dengan buku sebenarnya masuk dalam kategori perbuatan yang tidak menyenangkan. Karena belum kenal tapi dipaksa sayang. Gimana bisa bucin? Tantrum iya.
Jadi, bacakanlah cerita sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Apakah mereka mengerti ? Pasti belum, tapi semuanya pasti terekam di bawah sadar mereka.
Jadi, daripada memutarkannya coco melon untuk membuatnya tidak rewel, atau memanjakannya dengan gadget  sehingga kita bisa mantengin medsos kita tanpa gangguan, bagaimana kalau mulai membacakannya buku?
Tidak perlu sepanjang hari juga, kecuali kita memang punya privillege untuk mengasuh sendiri dan salah satu orangtua tidak harus bekerja formal dengan jam kerja yang kaku, sehingga bisa beberapa kali dalam sehari membacakannya buku.
Bagi orangtua yang dua-duanya bekerja, sekali sehari sebelum tidur pun sudah cukup dan bisa membangun kebiasaan yang baik. Gantian antara ayah dan ibu juga boleh, malah lebih baik. Nanti kalau anak kita sudah bisa membaca sendiri, otomatis kebiasaan itu akan terbentuk dan terbawa sampai besar.