Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Hari Anak Nasional dan Menyoal Permainan Anak Zaman Naw

24 Juli 2025   10:30 Diperbarui: 24 Juli 2025   10:30 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Permainan Tradisional Anak (Foto, merdeka.com)

Kalau ada anak yang lebih suka menyendiri untuk memainkan HP, baiklah kita sebagai orang tua mengajaknya untuk bersosialisasi dengan teman di sekitar. 

Di lingkungan tempat tinggal, apakah masih ada ruang bagi anak-anak untuk bermain petak umpet, gobak sodor, dan lain-lain sehingga anak-anak dalam suatu lingkungan bisa menikmati dunianya dan bersosialisasi?

Lantas, bagaimana dengan anak-anak yang ada di perumahan elit di mana dibatasi dengan tembok-tembok pemisah?  Di sekolah, mereka bisa diajak bersosialisasi dan memainkan permainan-permainan tradisional untuk membangun karakter dan menghidupkan kembali perasaan sosial dan hidup bersama sesama teman di sekolah.

Semoga Perayaan Hari Anak Nasional tahun 2025 memberi makna kepada kehidupan anak untuk semakin mencintai permainan sebagai media untuk pengembangan karakter dan kreativitas anak.

Selamat Hari Anak Nasional.

Atambua: 24.07.2025

Sumber Bacaan:

https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Anak

https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/03/190000769/permainan-tradisional--pengertian-manfaat-jenis-dan-nilainya?

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-8024707/makna-hari-anak-nasional-2025-dan-cara-memperingatinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun