Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasib Pekerja PLN: Listrik Mati Dimaki, Giliran Lancar Dilupakan

29 Mei 2021   16:29 Diperbarui: 29 Mei 2021   16:31 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pekerja PLN saat sedang menjalankan tugasnya (Foto: Dokumen Pribadi).

"Mas Ridwan, udah lama kerja jadi pekerja PLN?" tanya saya.

"Ya, lumayan lah, ada sekitar tiga atau empat tahunan gitu," jawabnya.

"Oke mas, mau nanya nih. Responsnya gimana nih, pasti sering ngalamin dimarahin orang pas listrik mati, giliran listriknya...," belum selesai saya bicara dia langsung menjawab sambil tersenyum.

"Giliran nyala malah kayak gak ada apa-apa ya? Didiemin aja. Ya mau gimana lagi mas? Kerjaan kita emang gini, kalo bagus gak mungkin juga kita ditelpon hanya buat dipuji," ucapnya.

Mendengar jawabannya saya seperti dijambak. Ya memang benar sih, ada nomor servis PLN yang memang ditujukan untuk mengajukan keluhan, bukan untuk melayangkan apreasiasi.

Tapi maksud saya bagaimana perasaannya? Apakah ada rasa kesal atau marah saat mendapat kritikan pedas.

BACA JUGA: Mengenang Suka-Duka Pengalaman Kerja Jadi Reporter

BACA JUGA: Lucunya Negeri Ini: Maki-maki Dulu, Minta Maaf Kemudian

Seperti mengetahui apa yang saya pikirkan, ia pun kembali membuat pernyataan.

"Kalo udah kayak gitu ya udah gak bisa diapa-apain lagi. Kadang di jalan saat lagi benerin kabel kita pernah dimaki malah, dibilang kerja ga becus lah, gak bisa kerja karena lama sekali listriknya nyala," lanjutnya.

"Ada juga yang omelin kita karena dianggap gak kerja pas lagi duduk sebentar di dekat tiang listrik. Dia gak tahu aja kalo bagian dalam lagi ada kendala gak bisa langsung dikerjain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun