Beberapa tahun terakhir, isu gizi anak sekolah semakin mendapat perhatian. Pemerintah kemudian menghadirkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai jawaban atas masalah kekurangan gizi yang bisa berdampak pada tumbuh kembang anak. Program ini diluncurkan agar peserta didik, mulai dari tingkat PAUD hingga SMA, termasuk pendidikan keagamaan dan sekolah khusus, mendapatkan asupan makanan bergizi secara rutin.
Tujuan dari MBG tidak sekadar mengenyangkan perut. Lebih dari itu, program ini diharapkan meningkatkan kesehatan fisik, daya konsentrasi, hingga kemampuan belajar anak. Selain itu, MBG juga ditujukan untuk menekan angka stunting, mendukung daya tahan tubuh, dan memperkuat kualitas generasi mendatang.
Namun, sebagus apapun program di atas kertas, pelaksanaannya di lapangan membutuhkan strategi yang matang. Salah satu gagasan menarik yang kini mengemuka adalah mengintegrasikan MBG dengan kantin sekolah. Mengapa ide ini penting, dan bagaimana cara agar integrasi berjalan mulus?
Kenapa Kantin Sekolah Bisa Jadi Mitra Strategis
Kantin sekolah selama ini memang identik sebagai tempat jajan siswa. Tetapi jika dilihat lebih jauh, kantin memiliki potensi besar untuk menjadi ujung tombak pelaksanaan MBG.
1. Lebih dekat dengan siswa
  Kantin sudah berada di lingkungan sekolah. Artinya, distribusi makanan bergizi akan lebih cepat dan segar. Siswa tidak perlu menunggu lama, dan risiko kerusakan makanan juga bisa ditekan.
2. Pemberdayaan pedagang lokal
  Banyak kantin sekolah dikelola oleh warga sekitar atau UMKM kecil. Jika dilibatkan dalam MBG, mereka bisa terus beroperasi bahkan berkembang. Artinya, program ini tidak hanya memberi makan siswa, tetapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat.
3. Efisiensi biaya dan operasional