Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Tanpa Apresiasi Episode 25

22 Maret 2023   10:12 Diperbarui: 22 Maret 2023   10:15 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Tanpa Apresiasi Episode 25

Dengarlah suara sepi yang ada di hari ini. Hanya ada aku dan Semesta bercakap tentang nasib yang hanya ujian semata. Aku bertanya dengan bahasa kalbu. "Mengapa aku harus diuji?" Ia pun menjawab, "karena ujian adalah bentuk cinta-Ku padamu." Aku bertanya lagi, "Bagaimana bila aku tak lulus ujian-Mu?" Lantas Ia mendekat dan merasuk dalam jiwa. Menjadi satu, "dengar Aku. Bahwa yang menentukan lulus dan tidaknya hanya Aku. Jangan kau samakan dengan ujian buatan manusia. Yang terluka belum tentu gagal. Yang tertawa belum tentu lulus. Bersabarlah hingga waktunya tiba."

Aku masih di sini, di alam sepi. Tiada sendiri, bersama Semesta yang hadir menyatu. Ternyata ibadahku selama ini salah. Kuberharap surga atau pahala atau apresiasi. Padahal, Dia hanya menginginkan cintaku setulus puisi ini. Tanpa terasa, air mata menetes. Sebelum masuki bulan yang suci.

 Puisi Yoga Prasetya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun