Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Ikatan Cinta Biasa

21 Februari 2021   10:45 Diperbarui: 21 Februari 2021   10:49 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tolong jelaskan secara lengkap, nak," ucap sang guru.

"Jadi, begini Pak. Andin dan Elsa sama-sama cinta pada Nino. Terus, Nino memilih Andin. Terus, Elsa marah sama Nino dan benci sama Andin. Terus..."

"Setop, Al. Terima kasih," potong Pak Yogs. "Anak-anakku, ayo kita kembali fokus belajar. Hari ini kita akan belajar materi terakhir teks persuasi tentang langkah-langkah menyusun teks persuasi. Silakan lihat power poinnya di layar tersebut," jelas sang guru.

Pembelajaran di kelas harus terus berlanjut, meski Andin dan Nino tampak kurang fokus. Sementara itu, Aldebaran beberapa kali mengajak ngobrol Reyna yang duduk di sebelahnya. Padahal, Pak Yogs sudah memberikan kode kepada mereka untuk mengikuti pelajaran dengan baik.

Ketika materi selesai diulas, anak-anak membentuk kelompok dengan anggota tiga orang. Supaya anggotanya tidak hanya itu-itu saja, sang guru menggunakan sistem acak dalam menentukan kelompok. Secara tidak sengaja Andin, Nino, dan Aldebaran berada kelompok yang sama.

"Pak, saya boleh pindah kelompok? Takut jadi nyamuk," ucap Aldebaran.

Seisi kelas tertawa mendengar ocehan Aldebaran.

"Anak-anakku, sebelum kalian merancang teks persuasi secara berkelompok, bapak ingin membacakan puisi yang berjudul ikatan cinta. Aldebaran, Andin, Nino, dan semuanya mohon perhatikan dengan saksama," instruksi guru bahasa Indonesia tersebut.

Ikatan Cinta

Karya Pak Yogs

Ini bukan tentang sinetron yang banyak dibicarakan ibu-ibu se-nusantara.
Ini bukan tentang kecantikan Amanda Manopo dan ketampanan Arya Saloka.
Ini bukan tentang perasaan cinta atau tangisan yang meruntuhkan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun