Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Romansa Istana dan Perlawanan Parpol

13 Desember 2020   06:00 Diperbarui: 13 Desember 2020   06:54 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock

Duhai istana, engkau belum permanenkan kursi menteri yang kosong. Takut salah langkah dan munculkan blunder. Atau mungkin ada tarik menarik dengan parpol.

Kau ingin jabatan itu diisi kalangan profesional. Mereka melawan! Kesempatan emas untuk memiliki takhta tidak datang setiap waktu.

Memang masih terbuka kongkalikong di antara akademisi dengan parpol. Namanya juga manusia. Punya celah membuka pintu pada yang menawarkan hati.

Kepentingan istana kadang tak selaras dengan keinginan parpol. Lebih baik baca dulu rekam jejak tokoh yang dicalonkan. Sambil mengulur waktu mengheningkan gaduhnya publik.

Rakyat hanya ingin menteri yang bersih dan sesuai dengan kemampuannya. Jika Garuda tak mampu menyelam, jangan dipaksakan menjaga dalamnya laut. Jika Banteng tak punya jiwa sosial, jangan dipilih mengurus rehabilitasi, jaminan, pemberdayaan, perlindungan, dan penanganan khalayak ramai. 

Betul?

Malang, 13-12-2020
Yoga Prasetya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun