Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Getsemani; Jalan Sunyi Menuju Golgota #5

16 Maret 2025   18:06 Diperbarui: 18 Maret 2025   16:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ini dibuat menggunakan AI generatif (DALL·E) dan Di edit oleh YM.Lapu

Ciuman Yang Menghukum

Di bawah kilatan cahaya obor, dua pasang mata bertemu.

Satu mata penuh kasih yang tak tergoyahkan---mata Yesus.
Yang satu lagi penuh kegelisahan yang tak tertahankan---mata Yudas.

Yudas melangkah mendekat.
Langkahnya tidak ragu, tetapi juga tidak ringan.

Di belakangnya, prajurit-prajurit bersenjata siap menangkap Yesus.
Ketegangan memenuhi udara.

Yesus tetap diam. Ia menunggu.

Dan Yudas akhirnya sampai di hadapan-Nya.
Ia menarik napas dalam, lalu berkata:

"Salam, Rabi."

Lalu ia mencium Yesus.

Ciuman yang Berbeda dari yang Lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun