Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Getsemani; Jalan Sunyi Menuju Golgota #5

16 Maret 2025   18:06 Diperbarui: 18 Maret 2025   16:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ini dibuat menggunakan AI generatif (DALL·E) dan Di edit oleh YM.Lapu

Sepanjang perjalanan pelayanan-Nya, Yesus menerima banyak ciuman kasih.

Seorang perempuan berdosa mencium kaki-Nya sebagai ungkapan pertobatan .

Maria, saudara Lazarus, mencium-Nya saat mengurapi-Nya dengan minyak narwastu.

Tetapi ciuman ini berbeda.
Ciuman ini bukanlah kasih.
Ciuman ini adalah pisau bermata dua yang menusuk hati-Nya.

****

Saat bibir Yudas masih menempel di pipi-Nya, Yesus berbicara.
Suara-Nya lembut, tetapi menusuk ke dalam jiwa.

"Hai Yudas, dengan ciuman engkau menyerahkan Anak Manusia?"


Tiba-tiba, dunia Yudas seakan berhenti.

Kata-kata itu bukan sekadar teguran.
Kata-kata itu adalah cermin yang menampakkan wajahnya yang sebenarnya.

Ia adalah pengkhianat.

Dalam sekejap, semua yang telah ia lakukan melintas di pikirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun