Sepanjang perjalanan pelayanan-Nya, Yesus menerima banyak ciuman kasih.
Seorang perempuan berdosa mencium kaki-Nya sebagai ungkapan pertobatan .
Maria, saudara Lazarus, mencium-Nya saat mengurapi-Nya dengan minyak narwastu.
Tetapi ciuman ini berbeda.
Ciuman ini bukanlah kasih.
Ciuman ini adalah pisau bermata dua yang menusuk hati-Nya.
****
Saat bibir Yudas masih menempel di pipi-Nya, Yesus berbicara.
Suara-Nya lembut, tetapi menusuk ke dalam jiwa.
"Hai Yudas, dengan ciuman engkau menyerahkan Anak Manusia?"
Tiba-tiba, dunia Yudas seakan berhenti.
Kata-kata itu bukan sekadar teguran.
Kata-kata itu adalah cermin yang menampakkan wajahnya yang sebenarnya.
Ia adalah pengkhianat.
Dalam sekejap, semua yang telah ia lakukan melintas di pikirannya.