Perbedaan tidak selalu berarti pertentangan. Terkadang, ia hanyalah cerminan dari sudutpandang yang berbeda dalam menafsirkan satu kebenaran yang sama
The Last Supper menyimpan rahasia kemuridan dari para murid Yesus. Mari simak tulisan ini untuk menyingkap rahasia tersebut.
Petrus dan Yudas sama-sama bersalah, namun berbeda dalam menanggapi kesalahan tersebut. Mari merenungkan kedua sosok murid ini untuk kehidupan kita.
Pengkhiatan dan kebencian terus menerus terjadi di zaman sekarang. Mari kita belajar dari peristiwa masa lampau, agar kita dapat menghindarinya.
Rapuhnya iman murid-murid di film "The Last Supper" menyentil kesadaran kita: siapa yang benar-benar siap menyambut Paskah dalam terang pengampunan?
Apakah saya suka menghakimi orang lain yang lemah iman? Yuk, belajar dari Petrus dan Yudas!
Ciuman itu masih terasa di bibirnya. Tetapi bukannya membawa kepuasan, ciuman itu kini menjadi kutuk bagi dirinya sendiri.
Ia telah melakukan tugasnya. Tetapi mengapa hatinya terasa lebih kosong dari sebelumnya
Namaku Yudas, engkau tahu bahwa aku telah menjualnya sebanyak satu kali. Tidak lebih banyak dari engkau (yang telah berkali-kali menjualnya)
Yudas menjatuhkan buku yang berisi surat suara bingung dari lorong-lorong putih berpendar abu. Hatinya bingung dan ragu, siapa yang empunya surat
Kata Kasidi ini tulisan yang bagus, tulisan yang indah, dan ditulis oleh saudara Tuhan.
Di Akhir Zaman Ini kita harus waspada terhadap apa yang ada sekitar kita, sebagai seorang Pelayan kita harus memahami arti sebuah dasar Iman.
Pengkhianatan: Luka di Malam Perjamuan Di bawah sinar rembulan yang redup,Terukir kisah pengkhianatan yang kelam
Berapakah nilai 30 keping perak yang diterima Yudas dari "menjual" Yesus? Apakah ini bukan sebuah simbolisasi dari sikap dan tindakan Bani Israel?
Yudas Yudas, matamu melihat segala sesuatu. Dengan Ciuman Kau Khianati Aku
Mempunyai musuh dalam selimut bisa saja dialami oleh setiap orang. Namun, tetaplah berjalan dengan Tuhan Yesus, Dia bisa ubah keadaan anda
Yudas salah menggunakan kehendaknya. Itulah kegelapan yakni “ketika kita salah menggunakan kehendak yang dikaruniakan Allah”
"Bukan aku, ya Rabi?" ketika Yesus memberitahukan bahwa salah seorang dari murid-murid-Nya akan menyerahkan-Nya kepada imam-imam kepala. Isi hati Yuda
Bagaimana politik uang menghancurkan akal sehat kita? Bisa dilihat dari pengalaman mereka yang berjuang menggalang suara rakyat demi mendapatkan kedud