Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi : Berdialog Dengan Kesunyian

5 Maret 2025   12:01 Diperbarui: 5 Maret 2025   12:01 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesunyian datang tanpa mengetuk,
menyelinap di sela detak jantung,
menemani malam-malam panjang,
di mana aku tak lagi punya suara.

Aku duduk,
di antara bayangan dan kenangan,
mendengar gema yang tak terucap,
dari luka yang tak pernah sembuh sempurna.

Kesunyian bertanya lirih,
"Apa yang kau cari?"
Aku terdiam, menatap kosong,
jawaban itu telah lama kusimpan
di sudut hatiku yang berdebu.

Aku mencari diri,
di antara ingatan yang tercerai,
di antara doa yang tak selesai,
di antara langkah yang kehilangan arah.

Kesunyian tersenyum samar,
seolah tahu segalanya,
"Mungkin kau tak perlu mencari,
cukup berhenti dan mendengar."

Maka aku diam lebih lama,
membiarkan hening bicara,
membiarkan luka bercerita,
membiarkan jiwa mengenali dirinya sendiri.

Dan dalam kesunyian itu,
aku menemukan jawaban,
bahwa aku tak pernah sendiri,
bahwa sunyi bukan kehampaan,
melainkan tempat di mana Tuhan berbisik.

YM.Lapu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun