Mohon tunggu...
Bun SiawYen
Bun SiawYen Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga yang hobi membaca, menulis dan menonton.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rona Jingga di Marrakesh: Nada Tanpa Melodi

8 Februari 2022   22:15 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:17 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Shutterstock via english.alarabiya.net)

Nora menatapku seperti kurang percaya.

"Maksudku, ada seorang sepupuku yang menikah dengan pria Maroko," lanjutku, berusaha meyakinkannya.

Aku merasa wanita di hadapanku ini sedikit frontal dalam berbicara. Membaca penuturannya di media internasional, dia memang cukup blak-blakan.

Bagi Nora Ahblain, kata "pelacur" bukan kata asing di kota asalnya, Marrakesh.
Kata tersebut dilontarkan, mulai dari pintu berwarna merah muda, sampai ke sepeda motor butut yang mesinnya berusaha tetap berjalan di kemacetan jalan utama kota. Tidak mudah bagi perempuan di kota ini untuk berjalan ke luar rumah, tanpa dilecehkan. Begitu katanya di media kala itu.

Dua hari berada di Marrakesh, aku paham apa yang dikatakan Nora. Meski sudah berpakaian tertutup, tetap saja ada mulut-mulut usil yang melontarkan kata-kata tak sopan. Kalau sudah begitu, Seeda pasti buru-buru menarikku untuk menjauh.

"Oh, semoga dia mendapatkan suami yang baik, " ujar Nora.


"Semoga. Mereka baru setahun menikah."

Dia kembali tersenyum, sinis.

"Di sini, apa pun yang Anda lakukan, Anda seorang pelacur," ujar Nora sedikit emosi, lalu melanjutkan, "Jika Anda memakai gincu, Anda seorang pelacur. Sekali pun Anda memakai penutup kepala, Anda tetap dianggap pelacur."

Dia terdiam sejenak.

"Sekali pun Undang-undang telah disahkan, tak langsung menyelesaikan masalah. Karena, masalah utamanya adalah perempuan segan melapor, polisi enggan menyelidiki dan jaksa malas mengajukan tuntutan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun