Mohon tunggu...
Bun SiawYen
Bun SiawYen Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga yang hobi membaca, menulis dan menonton.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rona Jingga di Marrakesh: Nada Tanpa Melodi

8 Februari 2022   22:15 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:17 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Shutterstock via english.alarabiya.net)

Aku jadi ikut panik. Kakiku bergerak ke sana kemari, kebingungan merespons cerita Seeda. Apalagi, ketika kulihat wajah Seeda yang pucat pasi, sepertinya sudah tak mendapat pasokan darah. Aku makin tak karuan saat Seeda mulai menangis histeris.

"Seeda, jangan nangis dong. Jelaskan dulu, ada apa dengan Nora. Diculik bagaimana?"

Seeda pun mengurai cerita di antara sedu sedannya. Sementara aku mendengarkan dengan dada berdentam, seumpama kendang yang dipukul dengan entakan keras.

"Jadi, kau tak melihat siapa pelakunya?"

Seeda menggeleng.

"Aneh, di situ kulihat cukup ramai. Tak ada yang berniat menolong?"

Seeda, lagi-lagi menggeleng.

"K---karena mereka pasukan khusus. Tak ada yang berani melawan."

Aku mengernyit heran.

"Tunggu dulu. Tadi katamu, kamu nggak lihat siapa pelakunya, kan? Tapi kok, kamu tahu mereka pasukan khusus. Gimana, sih?"

Seeda menelan ludah sebelum menjawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun