Mohon tunggu...
YASINTA SINARTI
YASINTA SINARTI Mohon Tunggu... PNS (Pengangguran Non Stop)

TIDAK ADA YANG ABADI🌻 YANG ADA HANYALAH PERSINGGAHAN SEMENTARA🥀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Perjalanan Menyelami Diksi, Imaji, Rima, Irama dan Gaya Bahasa

22 April 2025   19:01 Diperbarui: 24 April 2025   21:36 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi bukan sekadar rangkaian kata-kata indah, tetapi juga karya yang dibangun dari berbagai unsur yang membuatnya hidup dan bermakna. Ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan dalam puisi, seperti diksi, imaji, rima, irama, dan gaya bahasa. Di bawah ini, saya akan menguraikan unsur-unsur tersebut lengkap dengan contoh dari puisi-puisi karya sastrawan legendaris Indonesia, Chairil Anwar.

1. Diksi (Pilihan Kata)
Diksi merujuk pada cara penyair memilih kata-kata untuk menyampaikan perasaan atau pikiran tertentu. Kata-kata dalam puisi tidak dipilih secara sembarangan, melainkan diseleksi agar sesuai suasana dan makna yang ingin ditekankan.

Contoh yang kuat bisa kita temukan dalam puisi "Aku":

"Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang"

Kata “binatang jalang” memberi kesan liar, bebas, dan melawan norma—menyiratkan sikap individualisme yang begitu khas dari Chairil Anwar.

2. Imaji (Citraan)
Imaji adalah gambaran yang muncul dalam pikiran pembaca ketika membaca puisi. Imaji bisa berupa bayangan visual, suara, bau, rasa, atau sentuhan. Citraan ini membuat puisi terasa nyata dan hidup.

Ambil contoh dari puisi "Derai-derai Cemara":

 "Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam"

Kita seakan bisa melihat dedaunan jatuh dan merasakan suasana menjelang malam yang tenang dan sendu.

3. Rima
Rima adalah persamaan bunyi di akhir baris-baris puisi. Fungsi rima adalah menciptakan keindahan bunyi dan kesan musikal yang mengalir.

Dalam puisi "Doa", Chairil menulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun