Mohon tunggu...
Yandra Susanto
Yandra Susanto Mohon Tunggu... Guru - Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Impian tertinggi, berkumpul bersama orang tercinta di JannahNya nanti

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Alif: Ibuku Harus Sehat (Bagian 3)

26 Februari 2023   19:33 Diperbarui: 26 Februari 2023   19:41 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rumah Sakit Permata Husada di kabupaten Salasih di tengah-tengah pulau Swarna Dwipa.

Seorang gadis berpakaian lusuh berdiri dengan wajah pucat didepan meja Administrasi Rumah sakit disamping Ruang Unit Gawat Darurat. Tangannya yang gemetar memegang setumpuk uang puluhan ribu.

"Kakak! Tidak bisakah bantu ibuku dulu. Dia sudah disini sejak kemarin tetapi belum dapat perawatan sama sekali. Kondisinya sudah sangat mengkhawatirkannya. Mohon bantu kami. Biayanya akan saya usahakan segera. Sekarang kami hanya punya segini....!"

Gadis itu meletakkan sejumlah uang di depan petugas cantik berpakaian formal rumah sakit. Gadis berpakaian formal itu melirik dengan jijik. Dia mendengus sambil mendorong uang itu dari atas meja seperti menyapu sampah.

"Maaf, Puan! Ini standar Rumah sakit kami. Biaya pengobatan dibayarkan diawal minimal tiga puluh persen dari total kemungkinan biaya. Apalagi orang tua anda harus dioperasi, biayanya minimal seratus juta. Kalau kau tak merasa senang, silakan bawa kembali pasiennya dan berobat ke dukun saja!" Balas Petugas cantik itu dengan wajah tenang.

Gadis itu mengepalkan tangannya. Sementara itu beberapa pengunjung menatap gadis itu dengan wajah iba, Beberapa lainnya tertawa penuh dengan kehinaan. Seorang lelaki paruh baya mendekati petugas rumah sakit itu dengan wajah suram. "Nona, rumah sakit memang bukan tempat amal. Tapi tidakkah kalian merasa bersalah menelantarkan pasien seperti itu? Saya bekerja di Kantor pelayanan publik. Bisakah kalian..."

"Oh, siapa kau? Apa karena melihat gadis itu cantik? Kau ingin jadi pahlawan? Kalau kau mau seharusnya kau mengaca juga, kau sudah ubanan dan masih merindukan gadis muda, selain itu posisimu tak cukup untuk menekan kami, bahkan jika menteri sekalipun tak berhak mengatur Rumah sakit kami! Jadi hentikan omong kosong mu! Kami takkan melayani jika tidak ada uang. Kau boleh pergi!" Balas wanita cantik itu dengan ganas. 

"Kau....! Aku akan mengajukan pengaduan pada instansi terkait tentang buruknya pelayanan mu!"

"Huh!" Petugas cantik itu hanya mendengus.

"Tidak, kakak cantik! Bantulah ibuku dulu. Aku akan segera menjual harta kami untuk biayanya. Paling lambat besok pagi aku akan bayarkan uangnya. Ibuku sudah tak bisa menunggu lagu!"

"Kau tuli apa?! Ibumu tak sanggup lagi menunggu, ya mati saja! Apa urusannya denganku? Pokoknya jika kami tak melihat uangnya, minimal dua puluh lima juta, kami tak keberatan membiarkan ibumu mati!" Teriak wanita itu dengan arogan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun