Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurangnya Pemahaman Orangtua tentang Kurikulum Merdeka

19 Desember 2022   08:16 Diperbarui: 19 Desember 2022   10:32 3833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kurikulum Merdeka (Sumber: Kompas.id/HERYUNANTO)

Maka guna mematuhi dresscode, ada orangtua yang beli kebaya baru, pinjam tetangga, menyewa, sampai memodifikasi baju lama jadi atasan berbentuk kebaya dan beskap.

Kebaya dan beskap untuk siswa-siswi tidak ada masalah sudah jadi seragam yang dipakai tiap Kamis dan tanggal 22.

Sebenarnya beban yang dipikul orangtua berkaitan dengan penyelenggaraan pameran dan berbaju adat ini sangat dimaklumi.

Ini kali pertama mereka dilibatkan secara penuh dan utuh dalam proyek sekolah, apalagi yang berbasis budaya lokal. Guru dan siswa juga belum terbiasa dengan pelajaran berbasis proyek seperti di negara-negara maju.

Orangtua dan Persepsi Merdeka Belajar

Sebelum digelarnya pameran P5, pengurus paguyuban kelas diundang untuk sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar ketika anak-anak mereka memasuki tahun ajaran 2022/2023.

Paguyuban kelas kemudian meneruskannya ke orangtua/wali di kelas masing-masing.

Namun, entah informasinya kurang jelas, kurikulumnya yang njelimet, atau orangtua yang tidak mau mencari tahu, masih banyak yang belum mengerti soal IKM.

Apa yang mereka tahu cuma sebatas, "Oh, berarti anak saya merdeka dari belajar Matematika karena dia lebih berbakat di seni." Pun ada siswa yang tidak ingin belajar bulu tangkis karena lebih menyukai futsal.

Pada awal sosialiasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), seorang guru pernah bertanya pada pemberi materi IKM, apakah kalau ada yang minta pelajaran renang, itu termasuk dalam merdeka belajar atau tidak. 

Jawabannya tentu saja tidak. Merdeka belajar bukan berarti merdeka dari belajar yang tidak disukai atau hanya mempelajari yang disukai. Merdeka disini artinya guru dan siswa merdeka mengeksplorasi kegiatan belajar-mengajar yang paling sesuai dengan karakter dan minat siswa serta kebiasaan sekolah.

Implementasi ini berbeda dengan di kampus di mana mahasiswa diberikan hak selama 3 semester untuk belajar di luar prodi (program studi) melalui program Kampus Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun