"Dan kadoku," Dongsun mengeluarkan kado dari bawah meja, "mungkin ini terdengar agak klasik."
"Untukku ya?" tanya Eunyul noona penuh harap.
"Tidak noona, maafkan aku. Aku mendapat nama Donghyun."
Tepukan riuh mengiringi perjalanan kado yang dipindah dari tangan ke tangan sampai ke Donghyun.
"Kurasa terakhir hyong memberiku kado adalah ketika aku masih SD," ujar Donghyun sambil mengoyak kertas kado berwarna ungu itu tanpa ragu-ragu lalu dia terbelalak melihat isinya, "hyong!"
Donghyun mengangkat kotak transparan berisi stetoskop. Semua, kecuali aku, tampak terkesiap dan terkejut melihatnya.
"Memang kenapa sih?"
"Stetoskop merek itu kan..." cicit Chinye, "mahal sekali..."
"Belikan aku kado yang mahal juga di ulang tahunku nanti kalau kau sudah menjadi dokter hewan yang terkenal," tawa Dongsun keras.
Setelah Donghyun menyimpan stetoskop itu dengan hati-hati di dalam tasnya, dia mengeluarkan kotak kado berwarna pink dengan pita berwarna emas terikat disana. Aku tak yakin Donghyun membungkusnya sendiri, pastilah dia memakai semacam jasa pembungkus kado.
"Wah untuk siapa kado yang terlihat cantik itu," ujar Choeun noona terdengar iri.