Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] I'm (Not) Allow to Love You [8]

23 Februari 2020   14:26 Diperbarui: 23 Februari 2020   14:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

  • 1. Crush -- Beautiful
  • 2. NCT DREAM -- Candle Light
  • 3. IOI -- Downpour
  • 4. WANNA ONE -- Home
  • 5. WANNA ONE -- I.P.U Confession Version
  • 6. Henry -- It's You
  • 7. NU'EST -- Love Without Love
  • 8. YookSungjae -- Loving You Again
  • 9. DGNA -- Lucky Man
  • 10. Yoo Seonho -- Maybe Spring
  • 11. STRAY KIDS -- Neverending Story

MIN DONGHYUN'S POV

Aku baru selesai mandi dan memijat lengan kiriku yang pegal. Aku harus tetap dalam kondisi prima besok, aku harus menang di semua cabang olahraga yang aku ikuti.

"Hey Donghyun, bagaimana?" tanya Hyeil hyong yang baru memasuki kamar ganti, "kelasmu menang semua?"

"Kami kalah di taekwondo. Langsung kalah melawan Chungdae hyong," keluhku.

"Aku kasian pada temanmu itu, pasti dia kena knock out. Chungdae sudah lama pegang black belt, kita tau itu."

"Bagaimana dengan kelas hyong?"

"Kami Cuma kalah di renang dan lari. Memang aku tadinya ingin ikut renang. Andaikan aku yang ikut mungkin kami tak akan kalah," sesal Hyeil hyong.

"Andaikan satu orang boleh ikut 5 cabang yah hyong," tawaku miris.

"Ngomong-ngomong," ujar Hyeil hyong pelan-pelan sambil mengganti kaosnya, "pertanyaanmu yang sudah lama kau ajukan padaku, aku sudah tau jawabannya."

"Pertanyaan yang mana?" tanyaku bingung.

"Tentang favoritnya miss Baek."

Aku terdiam. Aku lupa pernah membicarakan itu dengan Hyeil hyong. Mungkin waktu itu tidak sengaja keceplosan. Tapi aku ingin tau juga apa jawaban miss Baek.

"Favorit dia itu kau."

"Aku?"

"Ya, dia bilang kau favoritnya."

"Lalu siapa lagi hyong?"

"Lalu hyongmu, aku, Chungdae dan Joonki."

Oh, dia menyebut nama Chungdae hyong.

"Sebenarnya untuk apa kau perlu informasi itu?"

"Aku ingin tau siapa yang lebih diperhatikan miss Baek. Aku, atau Chungdae hyong."

"Chungdae? Ada apa dengannya?"

"Mereka terlihat akrab kan, hyong?"

"Siapa? Chungdae dan Youngkyong?"

"Chungdae hyong dan miss Baek."

"Well mereka terlihat akrab sih apalagi semenjak miss Baek jadi wali kelas 2B dan Chungdae ketua kelasnya. Tapi apa hubungannya..." Hyeil hyong tampak menggaruk belakang kepalanya namun mendadak matanya membulat, "DONGHYUN! JANGAN KATAKAN..."

"Hyong, tolong jangan beritau ini pada siapapun," pintaku, "kurasa aku jatuh cinta pada miss Baek Choeun."

Hyeil hyong menjatuhkan raket yang dipegangnya.

***

Hari kedua pekan olahraga Hwachin School. Sesungguhnya aku kagum pada kekuatan anak-anak. Mereka berolahraga selama dua hari tapi mereka tidak terlihat lelah. Aku yang berkeliling saja sudah kelelahan, bagaimana dengan mereka? Tapi mungkin itu karena aku sudah semakin tua. Aku sedang mengunjungi lomba panahan, sementara Chungdae bersiap-siap untuk pertandingan sepakbola setelah ini.

"MIN DONGHYUN AAAAA~"

Gila, itu teriakan paling keras yang pernah kudengar sepanjang tahun ini. Sekelompok gadis kelas 1 SMA berkerumun dan membawa banner bertuliskan namadan untuk karaktermereka sengaja menggantinya dengan love shape. Sepertinya mereka anggota baru Min Brothers Fansclub. Memang tidak bisa dipungkiri Donghyun terlihat keren ketika berolahraga, apalagi dia dan busur panahnya tampak menyatu dan begitu hidup. Dan tadi pagi dia baru melaju lagi di bowling menuju semifinal. Chungdae juga masih menang dan akan ke semifinal juga, tapi mereka tidak bertemu. Jika keduanya menang nanti, mereka akan bertemu di final.

"Bayangkan kalau dia adalah aktor di drama saeguk,"mendadak Eunyul eonni muncul di sampingku.

"Dia menjadi putra mahkota?"

"Atau adik putra mahkota, putra mahkotanya si Dongsun."

"Bayangkan dia memakai hanbok mahal?"

"Ah itu membuatku gila," bisik Eunyul eonni sambil mengambil video Donghyun.

"Min Donghyun kelas 1B menang!" ujar Hwang Saem yang menjadi komentator perlombaan panahan, "akan melaju ke babak semifinal besok."

"DONGHYUN-SSI SARANGHAE!" jerit para gadis histeris.

Aku memutar bola mataku. Dengan cepat Donghyun berlarian menghampiriku.

"Miss, apa pertandingan sepakbola kelasku sudah dimulai?"

"Belum, setelah pertandingan kelas kami dulu."

"Baik, aku bisa beristirahat sambil menonton. Ayo kita ke sana bersama."

Akhirnya aku, Donghyun dan Eunyul eonni sama-sama ke lapangan sepakbola. Donghyun meminjam buku catatanku.

"Berarti kalau kelas kami dan kelas 2B menang dan di semifinal menang lagi, kami akan bertemu di final,"ujar Donghyun.

"Bagaimana menurutmu, 2B bisa menang? 3A punya Hyeil."

"Cukup sulit. Tapi bukan berarti tak ada peluang miss."

"Sejujurnya saat ini aku berharap kelasku menang."

"Dan ketika final miss masih akan mendukung kelas 2B?" tanya Donghyun sambil menatapku, "aku tau itu kelas miss. Tapi mendengarnya, aku sedih."

Aku belum bisa menjawab apapun ketika teriakan ramai penonton memenuhi lapangan.

"Apa dia tak apa?"

"Tampaknya itu cukup keras."

Aku mengalihkan pandangan ke lapangan dan aku melihat Chungdae terjatuh memegangi kakinya. Wasit datang mengecek Chungdae. Chungdae berusaha berdiri dibantu Dongsun, tapi dia akhirnya duduk lagi.

"Itu pasti tak sengaja," ujar Eunyul eonni, "tapi kenanya cukup keras."

Aku memandangi sekitar dengan panik ketika Chungdae digiring keluar menuju kamar ganti dengan tandu. Chungdae diganti dengan Hakyeon.

"Tunggu sebentar, aku akan menjenguk Chungdae," pintaku pada Donghyun dan Eunyul eonni.

Aku berharap luka Chungdae tidak parah. Aku tak peduli kalau 2B kehilangan satu wakil di taekwondo, Dongsun masih bisa melaju. Tapi kalau keadaan Chungdae begini...

"HEO CHUNGDAE! Park Saem, apa luka Chungdae tidak parah?" tanyaku pada Park Saem dari School Infirmary yang baru memeriksa kakinya.

"Kaki kirinya agak sedikit terkilir. Ada baiknya dia bertemu denganku sesudah jam 5 sore nanti. Untuk sekarang aku harus ke lapangan lagi. Tapi aku sudah memberinya pengobatan awal."

"Baik, terimakasih saem."

Aku segera duduk di samping Chungdae yang duduk dengan kaki kirinya diletakkan di atas bangku.

"Aku tersentuh miss sungguh perhatian padaku," ujarnya sambil tersenyum lebar.

"Kau masih bisa bercanda. Apa yang kau rasakan sekarang?"

"Agak baikan setelah digosokkan obat. Boleh aku turun lagi?"

Aku kembali merasakan keinginan hebat untuk memukul kepalanya.

"Kau sudah diganti."

"Ah sayang sekali...padahal itu tidak perlu."

"Aku akan mencari penggantimu untuk taekwondo."

"Tidak! Aku masih bisa melakukannya."

"Dengan kakimu yang cedera itu? Ayolah Chungdae jangan keras kepala."

"Aku harus keras kepala."

"Kenapa?"

"Aku harus memenangkan taruhan itu."

"Aku masih akan menganggapmu menang."

"Aku harus menang itu seperti seorang pria. Tolong dukung aku miss."

Jantungku berdebar lagi. Sejenak dia terlihat jauh lebih dewasa dari umurnya.

"Tapi bagaimana kalau kau terluka?"

"I promise you, I won't get hurt, miss."

are you ready

Hold on, wait, are you ready

When I give you the sign

Count to three and open your eyes

I'm sure you're curious

Why I'm doing this

But it's not just any day

Like Monday Tuesday Wednesday Thursday
always

Moments with you

Are always special

candle light candle light candle light baby

Blow on the candle light, candle light, candle light baby

It means I'm thankful for all the days we spent together
baby

At times like this, for some reason, baby

I get shy but it means I love you

When I see you brightly smiling and dazzling
Na na na na na na na

My wish of us being together forever

Seems like it will come true

Because you're in my heart

My melody is natural

My dreams were possible through you

I want to fulfill them all with you
girl

I'm not alone, I'm with you girl

When I needed someone, you came to me
celebrate

Even in the ordinary, I celebrate your preciousness
street

Streets shining with candles, even the lights are so special

Always stay by my side

(NCT DREAM -- Candle Light)

"Kau bilang dia terluka? Tapi kenapa dia masih ikut turnamen taekwondo?" tanya Eunyul eonni.

Kami duduk menonton pertandingan taekwondo sore itu. Dongsun menang lagi dan sekarang Chungdae sedang bertanding.

"Eonni tau, dia keras kepala."

"Kalau lawannya menyerang kaki kirinya, dia akan habis."

Aku meremas ujung blazer-ku dengan cemas saat aku menonton Chungdae bertanding. Dia terlihat tidak seimbang. Tapi rupanya aku terlalu banyak khawatir. Wakil SMP 2A dikalahkannya juga. Fans Chungdae berteriak bahagia dan Chungdae merayakannya dengan berlarian di sekeliling arena.

"Jika Chungdae dan Dongsun menang besok, akan terjadi all 2B final match," ujar Eunyul eonni.

"Entah aku akan memihak siapa."

"Jujur saja kau akan memihak Chungdae kan."

Yang disebut baru saja menghampiri kami.

"Miss, sesudah pertandingan voli ayo temani aku dirawat Park Saem," pintanya.

"Kenapa aku harus menemanimu?" tanyaku heran.

"Tentu miss tidak mau murid tampanmu ini terluka lebih parah kan?"

"Kau sepertinya sudah sehat."

"Tidak kok," jawab Chungdae sambil duduk di sebelahku dan mendadak memegangi kaki kirinya, "aduh aduh sakit sekali."

Aku memutar bola mataku, "hentikan aktingmu itu."

***

Disclaimer: This novel is a work of fiction. The similarity of the name, nature and character traits are accidental. Plot of the story is written using pure imagination of the author. The author also do not have all the songs in the playlist for this novel, but solely to help readers get the right feeling when listening to the song and read this novel. This novel concept is "Korean drama" with a cast that was introduced in cast trailers and included in the genre of fanfiction and romance. This novel is STRONGLY RATED for YOUNG ADULT and ADULT at age 17 or more, it's not recommended for readers under that age. If there is bad effect (such as forming a negative thought to follow the bad influence of this story), author WILL NOT BE RESPONSIBLE for it, since all of it is a work of fiction. This novel is also a part of ARTWORK. Author stated that there are some good moral values which also can be taken from this novel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun