Dia mendorong kantong kecil berwarna putih ke dadaku.
"Ini..."
"Coklat untuk oppa. Sebagai balasan coklat kemarin."
Dia tersenyum, cantik sekali. Tapi aku sedang tidak bisa berpikir. Pikiranku sangat terganggu saat ini.
***
"Heo Chungdae."
Chungdae mengedipkan matanya beberapa kali.
"Apa yang terjadi? Kau terlihat tidak berkonsentrasi. Mungkin besok saja kita teruskan rapatnya?"
Aku agak khawatir. Seminggu terakhir kuperhatikan Chungdae tidak terlalu banyak berteriak, bahkan ada beberapa waktu yang dia habiskan dengan termenung. Aku bahkan khawatir karena dia termenung saat sedang ada rapat penting denganku. Bulan Mei nanti akan ada festival olahraga sekolah dan dia adalah ketua panitia penyelenggara acaranya, sesuai dengan rapat Students Committee. Biasanya dia akan sangat bersemangat dalam urusan seperti ini.
"Apa kau sakit?"
"Tidak apa-apa miss, sampai mana kita tadi?"