Dia memarkir mobil Mercedez Benz-nya tepat di depanku dan membuka kaca untuk bicara denganku. Aku melirik arlojiku, hanya 10 menit.
        "Tidak juga, hanya 10 menit kok," jawabku sambil masuk begitu saja ke mobilnya.
        "Akan kuajak kau makan di resto enak hari ini. Anggap kado Valentine dariku."
        "Hahaha... macam-macam saja kau ini. Nih, ini kado Valentine-ku."
        Dia mengambil bungkusan cokelat yang kusodorkan.
        "Gomawo. Kau tidak memberikannya pada Hangeng hyung?"
        Dia mulai menstarter mobilnya (cokelatku diletakkannya di dalam tasnya) dan setelah memastikanku memakai sabuk pengaman dengan aman, dia baru berjalan.
        "Nanti aku kasih. Punya dia bungkusannya berbeda. Punyamu dan punya Manshi sama, hahaha..."
        "Jadi kau memberikan Manshi cokelat sebanyak ini juga? Bagaimana kalau dia jadi gemuk lagi?"
        "Tidak mungkin, Siwon. Dia sudah kurus terlalu banyak menurutku, ada baiknya dia makan yang seperti ini lagi," jawabku sambil tertawa.
        Kami berjalan ke pusat kota yang jarang aku hampiri. Harap maklum, kehidupanku di Seoul sepertinya sangat sempit, hanya di seputar kampus-pasar barang-barang murah-apartemen-resto-salon Manshi.