Kantor Desa. Setelah memarkir kendaraannya, dia mengajakku masuk ke dalam Kantor.
“Kalau malam di dalam kantor ya santai. Paling hanya koordinasi terbatas itupun informal sifatnya."
“Oh ya sini, hapemu”, katanya dan kutebak mengetikkan password Wifi, dan sebentar saja diangsurkannya hapeku kembali.
“Ini fotonya siapa?” Tanyaku terbelalak cantiknya ia di sosial media.
“Santai saja, ini dunia maya. Aku tahu prinsipmu sama denganku. Andalannya
silaturahim agar jodoh tak serupa beli kucing dalam karung." Tukasnya berusaha meyakinkan.
Aku teliti lebih jauh. Tak ada foto lelaki disana, hanya anak-anak kecil. Bagiku inilah
‘Ruangan Rapat’ rahasia di Kantor Desa, dengan temanku. Hingga tiba-tiba datang dua orang perangkat desa lainnya. “Mas Bri, tak tinggal koordinasi dulu ya?”
“Sampeyan nyantai saja dulu, streamingan atau nge-game silakan. Amati si cantik itu,” kata si teman lama menggoda.
“Aku usahakan,” jawabku.
Sementara koordinasi antara si teman lama dan kedua perangkat desa lainnya sedang berlangsung, aku menyibukkan diri. Puas mengamati si cantik, kulanjut streaming youtube (tidak lupa memasang headset, agar tidak mendengar sepatah katapun pembicaraan mereka), sembari agak duduk menjauh.