Mohon tunggu...
Masfibri Santosa
Masfibri Santosa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Makam Ronggo Prawirodirjo III (Background Profil). PLTA Ngebel, Ponorogo (Photo Cover).

Sedang belajar tentang arti pengabdian (sebagai marbot masjid), setelah pernah gagal berkali-kali dalam berwirausaha. Dan saat ini sudah kembali ke kampung halaman di Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rendezvous yang Tak Direncanakan

15 Juni 2020   07:30 Diperbarui: 20 Juni 2020   20:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

dengan teman lama yang sama-sekali tidak kurencanakan sebelumnya. Kataku dalam hati, sambil lamat-lamat berusaha memejamkan mata ketika berbaring diatas kasur, setelah memindahkan barang-barangku dari ruang tamu ke kamar ini.

***

Selasa, 3 Juli 2018

 Di ruang tamu rumah Bang Har, kami berdua ngobrol santai sambil menyantap 

sarapan yang sudah disiapkan oleh istri teman lamaku ini, sejak ba’da subuh tadi. “Ente lihat keadaanku sekarang, mungkin terlihat nyaman sebagai perangkat desa. Tapi proses dibaliknya penuh perjuangan, tidak mudah. Karena gaji rutin untuk perangkat desa pun baru ada sejak akhir pemerintahan Pak SBY sekitar 2014, sebelumnya hanya ada bengkok[10] sebagai pengganti gaji.".

“Bagaimanapun cepat atau lambat, kita akan menemukan hari yang cerah. Suatu saat nanti. Kita tinggal menunggunya, seperti mentari pagi ini. Ia akan terbit sesuai waktu yang ditentukan Tuhan,” kata-kata Bang Har mendadak puitis pagi itu. "Begitu pula jodoh. Si cantik sosial media itu."

“Semoga saja, Bang. Termasuk soal jodoh, semoga segera terbit mentari pagi yang cerah di kehidupanku nanti”, tukasku segera, “Oh ya, Bang Har terima kasih atas segala jamuannya.” “Buk Har, saya pamit dulu. Insya Allah lain waktu bisa kesini lagi, dengan membawa istri.”

“Aamiin ya rabb, semoga terkabul hajatnya, Mas Bri.” Sahut istri temanku, dengan seorang anak lelaki usia 7-8 tahunan di dekatnya yang terlihat agak malu-malu.

Akupun segera mengegas motorku setelah berpamitan dengan Bang Har sekeluarga.

 Mentari pagi ini begitu cerah di Jogorogo, Ngawi. Perlahan namun pasti, motorku melaju menuju Reog City. Rendezvous yang singkat namun berkesan baru saja kulalui. Tinggal kuperjuangkan si cantik itu.

Hari kedua Minggu ini kuketuk pintu ke pintu menyodorkan proposal ke tuan rumah. Barangkali ada yang mau donasi ke tempatku bekerja. Seperti biasa tugasku menjemput donasi ke kawasan Kali Barat Kota. Namun di hari itu kumengegas Honda Supra X menuju Magetan. Aku tergerak silaturahim, katanya bisa mengundang rezeki. Dan sebuah rendezvous yang tak direncanakan, seolah menjadi kunci awal pembuka rezeki di kehidupanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun