Mohon tunggu...
Didik Prasetyo
Didik Prasetyo Mohon Tunggu... Live - Love - Life

Menulis adalah cara untuk menyulam hidup dan mengabadikan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Surat Pembaca yang Tak Pernah Dimuat

15 Agustus 2025   12:07 Diperbarui: 15 Agustus 2025   15:49 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Pembaca yang Tak Pernah Dimuat | pixabay

Akhirnya aku menulis bukan lagi untuk dikirim.
Tapi untuk menjaga diriku sendiri dari mati rasa.
Karena kalau berhenti menulis, aku takut jadi sama:
melihat lubang jalan dan berkata,
"Yah, biasa, lah."

Dan ketika aku menulis ini, seorang remaja lewat membawa map coklat besar di tangan.
"Bawa apa itu?"
"Surat Pembaca, Pak," katanya sambil tersenyum kecil.

Aku hanya mengangguk.
Tak tega bilang:
"Kotaknya sudah lama kosong. Sejak tak ada yang benar-benar mau membaca."

Kadang, lubang di jalan lebih mudah diperbaiki daripada lubang di kepala orang-orang yang merasa sudah tahu segalanya.

Pak Dhe,
Warung kopi dekat Fotokopi Kreatif,
pukul 08.01 pagi.
Menulis surat untuk negeri yang takut membaca dirinya sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun