Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Kamu Baperan Sih", Jangan Sepelekan Bullying Verbal!

22 Januari 2023   10:54 Diperbarui: 27 Januari 2023   11:14 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bullying pada anak dan remaja (Freepik)

Bentuk lainnya adalah catcalling, istilah ini mengacu pada perilaku pria yang suka menggoda wanita di jalan. Biasanya dengan siulan, kata-kata rayuan, hingga yang bernada menggoda dan mengancam. Apalagi jika pelakunya berkelompok, maka peluang melakukan catcalling lebih besar lagi.

Prejudicial bullying 

sumber foto: verywell family
sumber foto: verywell family
Penggunaan orientasi seksual berbeda, menindas orang lain yang memiliki ras, dan agama yang berbeda. Jenis bullying ini dapat berbentuk verbal, agresi relasional, fisik, cyberbullying, hingga seksual. 

Jenis bullying ini akan menjadi serius dan mengarah ke ujaran kebencian. Karena itu, setiap ada korban yang dibully karena orientasi seksual, ras, ataupun agamanya, perlu dilaporkan.

Dalam kondisi dan situasi dimana perbedaansemakinmenyolok, peluang terjadinya kekerasan jenis ini akan semakin menguat, konon lagi saat tahun-tahun politik. Beda aliran, beda orientasi politik bisa bikin orang gelap mata, memainkan kekerasan, baik fisik maupun verbal.

Dengan beragam bentuk tentu saja menjadi catatan tersendiri bagi setiap orang, terutama para orang tua yang memiliki putra-putri dengan aktifitas dan kegiatannya melibatkan relasi dengan orang lain.

Semakin banyak tahu dan memahami kita semakin terbantu ketika harus menemukan solusi terbaik ketika anak-anak mendapat masalah bullying dalam apapun bentuknya.

Termasuk menjadi bentuk kewaspadaan kita dalam memberikan kebijakan terhadap anak untuk mengakses smartphone, sekalipun untuk kegiatan proses belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun