Baginya, bersama Nirmala adalah rangkaian waktu yang hadir untuk saling memeluk dan mengecup bulir-bulir embun diantara rimbun perjalanan penuh riang.Â
Namun tidak bagi Nirmala, diantara lenguhan malam, dan desahan yang membuncah, ia mengakhirinya dengan isak yang mengiba.Â
Dirinya selalu mengawatirkan waktu, di separuh perjalanan cintanya bersama Hendra, cintanya.Â
Bahwa, cepat atau lambat ada jurang menganga yang bakal memisahkannya.Â
Nirmala, menganggap dirinya yang bakal merenggut kebahagiaan keluarga Hendra, diantara harapan, lahirnya buah hati di tengah keluarganya.Â
****
Senja masih terus menggantung di atas pelataran rumah Hendra dan Nirmala. Kali ini, bersemu kelabu, diantara bayangan awan yang berarak menjemput malam.Â
Sisa-sisa hujan dan seberkas pelangi yang mulai memudar masih menghiasi langit. Bulir-bulir embun masih rimbun di perjalanan Hendra dan Nirmala.Â
Diantara lenguhan malam dan desahan yang membuncah menjelang pagi, masih menyisakan isak Nirmala yang mengiba.Â
Juga, menampung genangan hujan semalam di pelupuk mata dan melukis tanda tanya dalam perjalanan waktu.Â
***