Baik, kalau empat sikap mental kita sebagai pimpinan sudah kita tunjukkan, kita tampilkan dengan seoptimal mungkin, dan ternyata tidak mengubah tradisi zona nyaman. Apa yang bisa kita lakukan?Â
Saya disini hanya menyampaikan pengalaman-pengalaman dari sahabat saya saja. Pengalaman menghadapi fenomena senioritas di kantor. Â
Bagaimana senioritas kita hormati, namun etos kerja tetap dijalankan?. Berikut hal-hal yang sahabat saya lakukan di kantornya:Â Â
Pertama; Touching Heart dan Mengalami Bersama
Kata dia, kadang kala aturan formal tidak selalu efektif mengubah mindset dan tradisi yang sudah berlangsung terlalu lama.Â
Ajakan keluar dari zona nyaman itu, mudah diterapkan untuk staf yang muda-muda, staf milenial. Tapi kalau untuk senior, maka membutuhkan pendekatan yang berbeda.Â
Pendekatan touching heart, sebenarnya adalah tentang rasa ber-empati. Katanya, kadangkala rasa empati akan membuat pimpinan lebih mudah mengerti masalah yang sesungguhnya dihadapi staf kita.Â
Dengan lebih memahami masalah, akan lebih mudah mencari solusi, dengan mendiskusikan secara terbuka, perasaan mengalami persoalan secara bersama dan menemukan solusi bersama.Â
Kedua; Tegaskan posisi kita dan kewajiban masing-masingÂ
Meskipun dengan pendekatan yang lebih soft, lebih bersahabat dan dengan touching heart. Namun kadangkala juga harus ditegaskan posisi kita, suka atau tidak suka.Â
Karena dengan memahami posisi masing-masing, saling menghormati, maka masing-masing pun paham, apa apa yang pimpinan lakukan juga bagian dari tugas dan kewajiban yang harus dilakukan.Â