Mohon tunggu...
Wiwin
Wiwin Mohon Tunggu... Lainnya - simple

saya seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

19 Februari 2020   18:40 Diperbarui: 19 Februari 2020   21:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperaccess.com

jemari mulai memilih notasi

jari ini memahami nada setiap oktaf 

menyentuh dalam irama

merangkai syair  yang hidup di hati

rasa yang tersimpan diwakili bait-bait lagu

bersama hujan suasana semakin dalam larutkan syair rindu

kulit ini

merindukan sentuhan kasih

namun hujan telah menghapus jejaknya

goresan yang tertulis nama dipasir turut luntur

hujan kau datang dan ada bersama awan

menyirami dan membasahi pekarangan 

meresap 

atau mengalir ke kemana kau hujan

hujan berlalu 

melewati setapak jalan di gorong-gorong

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun