Mohon tunggu...
Wiwi Fauziah
Wiwi Fauziah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

TNG/MLG | 💄 Beauty Blogger | 🧕🏻 Muslimah Fashion | owner @wimi_store | Qur’an and Tafsir Science

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Part 1) Pergi dan Rindu

30 Juli 2018   11:24 Diperbarui: 30 Juli 2018   11:56 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehilangan telah mengajarkan bahwa di seluruh alam semesta ini tidak ada yang kekal. Tetapi harus menjadi bekal hati di kemudian hari untuk lebih siap lagi bertemu dengan kehilangan yang lainnya. 

Deadline H-7 untuk mempersiapkan sebuah poster tentang "Global Warming"  sebagai tema sebuah lomba poster dalam rangka memperingati hari bumi sedunia yaitu pada tanggal 22 April tahun ini. Seorang guru telah merekomendasikan dua orang siswa sebagai perwakilan SMPN 01 Kota X. Salah satunya adalah aku, siswa kelas 1 SMP yang memiliki hobi menggambar. 

Namaku Adeeva Afsheen Myesha, panggil saja namaku Adeeva atau Deeva.  Selain menggambar, aku juga suka bernyanyi dan menari. Kamar mandi adalah tempat karaoke yang paling berkualitas karena suaraku seperti terdengar bagus. Sedangkan menari, biasanya aku latihan bersama teman-temanku di sekolah sambil mengisi waktu kosong. Rumahku tidak jauh dari sekolah, hanya cukup jalan kaki selama beberapa menit saja sudah sampai. 

Terlahir di lingkungan keluarga yang sangat sederhana, anak ke 3 dari 5 bersaudara yaitu tiga kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Ayahku seorang marbot masjid yang sebelumnya adalah seorang sopir angkutan umum dan ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Dengan penghasilan yang tak banyak, ayahku harus membiayai anak-anaknya agar mendapatkan hak pendidikannya. 

Berkat jerih payah dan keringat yang sudah ayah keluarkan mampu menyekolahkan aku hingga sekarang ini.  Sejak dari kecil, ibuku sudah mengajarkanku memanajemen keuangan yang meskipun sedikit tapi harus ditabungkan. Sehingga apabila aku ingin beli sesuatu, maka aku harus giat mengumpulkan uang dari sisa uang jajan ku. Sampai pernah aku berjualan agar-agar demi mendapatkan uang tambahan. Karena orang tua ku tidak pernah memberi uang lebih.

Ayah

Dulu ayahku pernah bekerja di suatu perusahan tetapi ayahku terkena PHK. Hal tersebut adalah awal mula ayahku menjadi seorang sopir angkutan umum. Yang harus keluar dipagi hari dan pulang ke rumah di malam hari. Penghasilan yang tak menentu yang hanya cukup untuk menghidupi keluarganya. Tetapi karna tidak cukup untuk membayar mobil angkot nya maka dari itu ayahku berhenti menjadi sopir angkutan umum. 

Beberapa hari ayahku menganggur dan suatu ketika ayahku membenarkan tangga masjid yang rusak. Di situlah awal mula ayahku menjadi marbot masjid.  Tetapi beliau merupakan sosok yang tegas dan disiplin. Semasa SD, ayahku lah yang mengajarkan aku berhitung dari tambahan, pengurangan, perkalian hingga pembagian. Sampai pada saat itu aku hampir kepusingan gara-gara tidak bisa mengerjakan soal pembagian Karen pembagian belum di ajarkan di sekolah. 

Ayahku memang sangat keras, sehingga aku sangat takut sekali dengan beliau. Tetapi aku yakin bahwa sikapnya itu berniat baik. Tetapi beliau sangat tau kesukaan anak-anaknya dan pasti membelikannya untuk kami. 

Dulu semasa musim durian, aku, kakak-kakak ku dan adik kecilku sangat ingin sekali makan durian. Tetapi karena kami harus berhemat, maka dari itu kami harus menahannya. Tetapi tiba-tiba ayahku mengajakku ke sebuah toko buah dan disana ada durian montong. Ayahku sangat tau keinginan anak-anaknya, maka daribitu beliau membelikan kami durian montong yang terkenal lezat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun