Hai kamu yang tak pernah kusapa
Bukan terlupakan,
Hanya saja begitu banyak kata tanya
Menjadi penghias dalam sajak-sajak
Diantara riuhnya suara yang menjelma
Dalam kata aku.
Tak mudah menyentuhmu
Namun tak berarti sulit mendengarkan
Mengurai helai demi helai
Keraguan, keangkuhan dalam setiap deru
Juga debu dibalik tempurungmu
Yang kian pekat dan berat.
Hai kamu yang lupa untuk kusapa
Bersandarlah sejenak, bahumu bukanlah batu
Yang selalu siap ditempa beban
Memanggul, menarik bahkan menjadi pijakan
Untuk mencapai kata cukup, diakui.
Mari sejenak pejamkan mata, bersandarlah
Berjalanlah menuju hatimu.
Ya, sakali ini datanglah sebagai aku
Tanpa sedu, kelu dan peluh
Karena kamu terlahir bersama bait-baik doa
Juga lautan kasih sayang dan ketulusan
Katakan...
Aku adalah istimewa.