Yang kian pekat dan berat.
Hai kamu yang lupa untuk kusapa
Bersandarlah sejenak, bahumu bukanlah batu
Yang selalu siap ditempa beban
Memanggul, menarik bahkan menjadi pijakan
Untuk mencapai kata cukup, diakui.
Mari sejenak pejamkan mata, bersandarlah
Berjalanlah menuju hatimu.
Ya, sakali ini datanglah sebagai aku
Tanpa sedu, kelu dan peluh
Karena kamu terlahir bersama bait-baik doa
Juga lautan kasih sayang dan ketulusan
Katakan...
Aku adalah istimewa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!