Mohon tunggu...
Dalana WK🍓
Dalana WK🍓 Mohon Tunggu... Penulis - Penyair

Life is true and Love is God ~ Hargailah Karyanya, Jika tidak mampu menghargai Orangnya ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bencana Sejak dalam Pikiran

25 Februari 2020   10:26 Diperbarui: 25 Februari 2020   10:39 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Vera Kalinkina

Aktivis dan netizen saling hujat, polisi hutan ikut diseret dan dituduh mengamini, petani sawit kocar-kacir ke balik ketek atasan, bergelayutan tidak dapat perlindungan

Batuk para warga masih lebih rendah daripada kicauan sampah dari orang-orang mageran

Bersiul ke sana-kemari mencari alasan

Saling menyalahkan, leluhur pun dipanggil sebagai saksi untuk mendakwa langit

Menabur garam di pelupuk mata Bumi, perih

Menengadah meminta jatah air

Bukannya sudah kau tolak dengan sumpah serapah hujan itu kemarin? begitu sadarku sebagai pengintip

Ratusan cara sudah dilakukan untuk membujuknya turun menjamahi tanah kering

Berguling-guling, seekstrem mungkin, sampai yang paling khusyuk

Garam itu pun masuk ke mata Bumi, menggelap dan kemudian merintik

Mengucur di mana- mana, mengguyur setiap hati dan otak yang kemarau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun