detik berlalu, atmosfir itu
yang tak terkehendaki bersama kerikil petakaÂ
jiwa menolak lambaian kelembutan
saling menghidupkan, seakan rayuan
namun itu sebuah kewajiban ciptaan
kau tahu? mereka menggertakan gigi hidup terlunta-lunta
menggenggam harapan kepada Hyang Esa
melolong laksana hamparan taufan luka,
akibat ruam-ruam cobaan, dan kini!
aku berdoa supaya mereka meluluhkan pikiran
pikiran yang hambar dan tersumbat gagasan gelap
berdampingan noda-noda gemerlapÂ
membutakan solusi sejati, Â mematikan harap
dirimu tak sendiri.. karena aku siap disini
membungkusmu dengan bahagia ceritaÂ
sebab, selagi dorongan tegas zaman menghempas
diriku ingin engkau bermisi bersamakuÂ
memperjuangkan atmosfir mereka yang kaku
penuh ragu..
penuh sembelit pilu..
jangan padamkan, mari kita jaga
radar muda kita menggebu
beralaskan ketegasan, menolak hambatan
menembus atap derita!
 dan merawat akar kehidupan negeriÂ