Alhamdulillah setelah lulus Omjay diterima bekerja di perusahaan Jepang yang bernama Konsai Gede Denso atau KGD di pasar Kemis Tangerang. Di saat shift malam Omjay iseng-iseng ikut tes ujian masuk perguruan tinggi negeri atau UMPTN, dan Alhamdulillah diterima di IKIP Jakarta tahun 1990.
Selama kuliah di IKIP Jakarta Omjay mendapatkan beasiswa peningkatan prestasi akademik atau PPA dari Kemdikbud saat itu. Alhamdulillah lulus kuliah di pendidikan teknik elektro FPTK IKIP Jakarta selama 4 tahun.
Sebelum lulus sarjana pendidikan IKIP Jakarta jurusan pendidikan teknik elektro, Omjay diterima menjadi guru di SMP dan SMA IKIP Jakarta yang sekarang menjadi SMP dan SMA Labschool Jakarta.
Setelah menjadi guru di Labschool Jakarta Omjay mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 di Pascasarjana UNJ dan Alhamdulillah lulus kuliah selama 2 tahun lamanya dari tahun 2007-2009.
Setelah selesai magister teknologi pendidikan, Omjay mendapatkan kesempatan belajar kembali di jenjang S3 Pascasarjana UNJ tahun 2014. Namun Omjay baru bisa selesai kuliah S3 di sana selama 8 tahun, karena sibuk keliling Indonesia dan sakit.
Beasiswa yang Omjay dapatkan hanya berlaku selama 4 tahun, dan sisanya istri Omjay yang membayar kuliahnya. Kebetulan, Istri Omjay adalah seorang pengusaha, dan sangat mendukung agar suaminya bisa cepat selesai menjadi doktor teknologi pendidikan.
Apakah dari riwayat pendidikan Omjay tersebut sudah layak mendapatkan pendidikan bermutu? Tentu saja. Ijazah Omjay asli dan riwayat pendidikan Omjay jelas jejak digitalnya. Teman-teman alumni pun masih sering berkumpul. Baik teman kuliah maupun teman sekolah dulu.
Pendidikan bermutu tidak gratis
Sebagai anak yang dibesarkan dari keluarga yang biasa saja, Omjay bersyukur mendapatkan pendidikan yang bermutu hingga jenjang sarjana S1, S2, dan Pascasarjana S3 dan kemudian mendapatkan gelar doktor teknologi pendidikan.
Oleh karena itu sudah selayaknya Omjay bagikan pengalaman mengenyam pendidikan ini dalam bentuk tulisan di Kompasiana tercinta. Bukan untuk menyombongkan diri. Akan tetapi untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman mendapatkan pendidikan bermutu.
Semuanya itu tidak gratis. Dari jenjang SD, orangtua Omjay membayar SPP. Begitu juga di jenjang SMP dan STM. Almarhum ayah dan ibu selalu memperhatikan pendidikan semua anaknya.Â