Pak Zulkifli Lubis, dosen Agama Islam, yang tidak hanya mengajar teori tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak mulia.
Dan masih banyak dosen hebat IKIP Jakarta lainnya yang omjay lupa namanya. Kalau ketemu kawan-kawan alumni pasti ingat lagi.
Mereka semua meninggalkan jejak kebaikan yang sampai hari ini masih saya kenang.
Melangkah ke Pascasarjana
Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di tahun 1994, saya melanjutkan studi ke jenjang S2 tahun 2007. Saat itu, saya mendapat bimbingan dari tokoh besar dunia pendidikan Indonesia: Prof. Dr. Conny Semiawan, mantan Rektor IKIP Jakarta. Nama beliau sangat harum, bukan hanya karena kepakarannya, tetapi juga karena kepeduliannya terhadap mahasiswa. Beliau membimbing tesis saya dengan penuh kesabaran dan ketelitian.
Selain itu, ada juga Prof. Dr. Diana Nomida, Kaprodi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ, yang dengan penuh perhatian memberikan arahan agar penelitian saya memiliki arah yang jelas dan bermanfaat. Dari kedua tokoh ini, saya belajar tentang arti pentingnya pendidikan berbasis penelitian dan inovasi. Alhamdulillah tahun 2009 omjay selesai kuliah S2.
Perjalanan S3: Jalan Panjang Menuju Gelar Doktor tahun 2014 hingga 2022.
Langkah berikutnya adalah jenjang pendidikan S3. Di sinilah saya benar-benar diuji. Saya dibimbing oleh Prof. Dr. Basuki Wibawa dan Prof. Dr. Asmaniar Z. Idris. Keduanya adalah sosok guru besar yang luar biasa, penuh wibawa namun tetap rendah hati. Pak Basuki Wibawa tinggal di Bekasi.
Sayangnya, Prof. Asmaniar wafat di tengah perjalanan saya menyelesaikan studi. Kehilangan beliau tentu sangat terasa. Namun, kemudian saya mendapat pembimbing pengganti yaitu Prof. Dr. Robinson Situmorang, yang melanjutkan estafet bimbingan hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan disertasi dengan baik.
Alhamdulillah, pada tahun 2022, akhirnya saya berhasil meraih gelar doktor Teknologi Pendidikan. Momen itu menjadi bukti nyata bahwa kerja keras, doa, dan bimbingan para dosen yang tulus akhirnya membuahkan hasil.
Terima Kasih Tak Terhingga