Momen yang Tak Bisa Dibeli
Bagi sebagian orang, bermain dengan cucu adalah hal biasa. Tapi bagi Omjay, itu adalah kemewahan. Usia membuatnya semakin sadar bahwa kebersamaan tak akan selalu ada. Ada masa di mana cucu akan tumbuh besar, sibuk dengan dunianya, dan mungkin jarang datang berkunjung.
Itulah sebabnya, setiap tawa, pelukan, dan cerita bersama Tanaya selalu ia simpan erat di dalam hati. Bahkan, beberapa tulisannya terinspirasi dari tingkah laku lucu cucunya --- dari cara Tanaya bertanya polos hingga ekspresi wajahnya saat makan es krim.
Doa untuk Tanaya
Setiap selesai sholat, Omjay selalu menyelipkan doa untuk cucunya:
"Ya Allah, jadikan Tanaya anak yang sehat, cerdas, sholehah, dan membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Lindungi dia di setiap langkahnya, dan jadikan ia penerus kebaikan di dunia ini."
Bagi Omjay, cucu adalah perpanjangan cinta yang tak akan pernah habis. Dan selama masih diberi umur, ia akan terus menjadi sahabat terbaik, guru pertama, sekaligus pelindung bagi Tanaya Faza Atisa.
Omjay dan Tanaya: Pelukan yang Tak Pernah Lepas
Di sebuah sore yang tenang, suara tawa kecil terdengar dari ruang tamu rumah sederhana di Bekasi. Di sana, seorang kakek dengan senyum teduh duduk bersila di lantai, sementara seorang bocah perempuan mungil berlari kecil mengitari tubuhnya.
"Kejar kakek! Kejar kakek!" teriak Tanaya Faza Atisa, sambil tertawa lepas.