Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perbedaan Mencolok Antara Guru Penggerak dan Guru Honorer

12 Maret 2023   22:01 Diperbarui: 12 Maret 2023   23:35 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Sumardiansyah pengurus PB PGRI/dokpri
Bapak Sumardiansyah pengurus PB PGRI/dokpri

Ketimpangan kesejahteraan guru di Indonesia bagai bumi dengan langit. Masing-masing kementrian saling menyalahkan derita guru. Kemdikbudristek berharap dari kementrian keuangan. Namun pejabat kementerian keuangannya sendiri terlibat kasus korupsi yang kini sedang terjadi. Rafael adalah salah satu contoh pejabatnya yang korupsi itu. Mungkin masih ada pejabat lainnya seperti Gayus yang belum terendus.

satu frekwensi PGRI/dokpri
satu frekwensi PGRI/dokpri

Memang sedih melihat nasib guru di negeri ini. Guru honorer di sekolah negeri adalah "the real" guru penggerak. Mereka mungkin tak mendapatkan materi online di LMS, dan tak dapat ilmu di lokakarya PGP. Namun, mereka belajar dari universitas kehidupan yang lebih nyata di hadapan mata. Omjay sangat setuju dengan adanya acara satu frekwensi PGRI. Banyak guru yang menceritakan nasibnya ke pengurus PB PGRI. Kebanyakan dari sekolah negeri. Belum terlihat yang dari sekolah swasta. Bapak Dr. Sumardiansyah dari pengurus PB PGRI mendengarkan keluh kesah guru PPPK.

Semoga tulisan sederhana ini dibaca bapak menteri Nadiem Makarim. Omjay hanya berharap tak ada lagi guru yang miskin di negeri ini. Guru Indonesia harus sejahtera. Dengan sejahtera itu,maka guru Indonesia akan terus belajar sepanjang hayat. 

Guru honorer harus terus disejahterakan seperti guru penggerak. Bukan menerima gaji yang hanya cukup dipakai beberapa hari saja. Semoga program pendidikan guru Penggerak juga membuka jalur untuk guru honorer di sekolah negeri. 

Bersama PGRI kita berjuang utk menyelamatkan ribuan guru P1 / dokpri
Bersama PGRI kita berjuang utk menyelamatkan ribuan guru P1 / dokpri

Mereka juga guru penggerak yang harus diperhatikan. Keadilan harus terjadi di negeri ini. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus berwujud nyata dalam dunia pendidikan kita.

Bersama PGRI kita berjuang untuk menyelamatkan ribuan guru P1 yang dibatalkan pengangkatannya. Luka mereka adalah luka kita semua. Hari minggu pun kita kerja untuk teman-teman anggota PGRI yang menderita. Makasih Ibu Ketum dan PB PGRI untuk aksi nyata ini. Hidup guru, hidup PGRI, solidaritas yessss....!

Prof. Dr. Unifah Rosyidi/dokpri
Prof. Dr. Unifah Rosyidi/dokpri

Perbedaan mencolok antara perlakuan program guru penggerak dan guru honorer sangat jelas terjadi. Bagaikan bumi dengan langit. Jurang perbedaannya sangat mencolok sekali.  Omjay doakan semoga guru honorer di sekolah negeri segera diangkat menjadi ASN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun