Mohon tunggu...
Titien Sumarni
Titien Sumarni Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Saya adalah seorang guru di seuah sekolah dasar yang memiliki kegemaran travelling dan menulis serta membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak dalam Pandangan Guru

17 Maret 2024   09:01 Diperbarui: 17 Maret 2024   09:11 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen CGP Angkatan 9 Kelas 06 Sri Suryati, S. Pd

Guru Penggerak kini sudah memasuki angkatan 10, dan akan berlanjut ke angkatan 11. Nama guru penggerak di Republik Indonesia ini saat ini semakin menjadi sorotan dan bak naik daun dalam sebuah profesi guru. Bagaimana tidak, seorang guru penggerak memiliki beberapa keutamaan yang selalu dijadikan mitra dan kebanggaan baik di dinas maupun di lingkungan keguruan. 

Seorang guru penggerak memiliki berbagai kegiatan yang langsung menyentuh sekolah dan murid. Dengan berbagai tugas dari modul yang diberikan guru secara langsung melakukan dan mempelajari setiap materi yang diberikan, dan dahsyatnya adalah tugas yang dimulai dari diri, demonstrasi kontekstual, koneksi antar materi, dan aksi nyata adalah tugas yang sangat penting bagi seorang CGP.  

Tidak berhenti sampai disitu saja, pada kegiatan pendampingan individu atau PI seorang CGP dituntut untuk dapat merealisasikan dan menindaklanjuti hasil dari pembelajarannya. 

Sejauh mana seorang guru yang terlibat dalam diklat CGP mampu mengimplementasikan materi pembelajaran yang telah diberikan secara daring oleh fasilitataor maupun instruktur dan LMS yang ada di akun masing-masing guru. 

Sesungguhnya semua kegiatan itu perlu dipaksakan untuk dilakukan agar benar-benar mampu menjadi seorang gur yang bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain yang bersentuhan langsung dengan profesi.

Guru penggerak memiliki pemikiran yang dinamis, mudah diajak berdialog, dan banyak memberikan solusi lebih kepada rasa dan prakarsa. Namun, ada juga oknum guru penggerak yang merasa diri paling pintar dan tahu sehingga terbit kesombongan dalam dirinya dengan status dan keistimewaan yang melekat pada nama GP. 

Sikap yang tidak fleksibel dan berkolaborasi masih saja nampak dalam pribadi oknum guru, tetapi semua itu tidaklah menlunturkan makna dari visi dan misi PGP yang telah dilaksanakan oleh pemerintah selama ini. Sisi positifnya tentu sangat lebih menonjol dibanding negatif yang hanya ditimbulkan oleh bebrapa oknum guru alumni PGP. 

Seandainya dalam satu sekolah semua guru adalah alumni dari CGP, saya yakin sekolah tersebut akan mampu mengaktualisasikan amanat dari filosofi Ki Hadjar Dewantara yang sejak zaman dahulu sudah sangat kita kenal semboyannya, yaitu Tut Wuri Handayani, Ing Ngarsa Sung Tulodha, dan Ing Madya Mangun Karsa. 

Indah sekali untuk dimaknai, lalu mengapa ada beberapa guru yang sangat anti dan enggan untuk mengikuti PPGP?. Melihat CGP yang memiliki tugas tanpa henti dengan seabrek secara online maupun offline terkadang membuat guru lain merasa tidak sanggup untuk melakukannya, karena tidak sanggup membagi waktu atau mengerjakan semua kegiatan itu secara bersamaan. 

Zona nyaman dan santai membuat mereka memilih pendapat tersebut, karena itulah setiap CGP ataupu alumni PPGP wajib menularkan energi positif kepada yang lain agar tidak terjadi pemikiran negatif berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun