Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dampak Menciptakan Diskriminasi antara Guru Penggerak dan Guru Biasa

17 Maret 2024   13:04 Diperbarui: 17 Maret 2024   14:19 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: tatkala.co 1065x600

Dampak Menciptakan Diskriminasi antara Guru Penggerak dan Guru Biasa

Penadebu@Kami bukan anti perubahan. Kami juga ingin memajukan segala lini Pendidikan yang bisa kami perbuat. Namun jangan dibuat jurang pemisah dan juga fasilitas. Tanpa Analisa apapun guru yang dibiayai dengan Pendidikan dan segala fasilitas tetek bengek tentu akan berbeda jauh. Sekali lagi tanpa analisapun hasilnya jelas berbeda. Sehingga istilah yang kami-kami terima sebagai non penggerak thengal thengil sedikit bergerak-gerak atas usaha sendiri. Hasilnya kadang dicaci, dicibirkan.


Mas Menteri, Mas Menteri, apakah tidak pernah menyadari dengan memunculkan istilah Penggerak dan bukan penggerak hari ini menciptakan suasana jurang pemisah.


Anda bilang Para guru penggerak mempunyai karakter dan ilmu yang mumpuni mengalahkan guru biasa. Coba cek ke lapangan kalau bicara karakter? Banyak yang merasa pol sehingga abai dengan sikap dan karakter itu sendiri. Cek di lapangan Mas Menteri.


Sementara regulasi dengan jenjang yang ujug-ujug muncul sebagai Kepala Sekolah bahkan dari guru langsung ke Pengawas. Aduhai hebat. Pol-polnya hebat.


Pembagian guru menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu guru penggerak dan guru biasa, telah menimbulkan banyak kontroversi dalam dunia pendidikan. Pada permukaannya, istilah ini mungkin terdengar sepele, tetapi dampaknya sangatlah signifikan. 

Guru penggerak dipandang sebagai kelas yang istimewa, dengan berbagai keuntungan dan peluang yang jelas. Namun, di balik itu, terdapat diskriminasi yang mengakibatkan ketidakadilan bagi guru biasa dan mereka yang tidak termasuk dalam kategori tersebut.

Guru penggerak bukanlah sekadar sebuah label; ini adalah perihal yang berkaitan langsung dengan nasib dan masa depan seseorang dalam dunia pendidikan. Mereka diberikan prioritas yang jelas dalam segala hal. 

Mereka diberi mulai dari alokasi dana yang melimpah hingga prospek karier yang cemerlang. Guru penggerak dijanjikan kesempatan untuk menjabat sebagai kepala sekolah, pengawas, bahkan menjadi pemimpin di masa depan. Dengan demikian, jelas bahwa mereka dianggap sebagai tonggak utama dalam perubahan dan peningkatan kualitas pendidikan.

Ingat Pak Menteri Indonesia begitu luasnya dengan jumlah guru dan juga siswa yang perlu juga uluran tangan.Pemerataan kualitas Pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun