Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Nilai Siswa Rendah di Kurikulum Merdeka

19 September 2022   08:11 Diperbarui: 19 September 2022   08:12 7168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka setiap akhir proses juga sudah ada penilaian proses dan dilakukan penilaian secara benar, maka kemungkinan adanya "tambah" nilai pada akhir semester adalah sangat kecil. Begitulah informasi yang omjay baca di sini.

Guru membuat perencanaan pengajaran, maka disitu ada rencana penilaian, ada rencana remedial, serta pengayaan. Kemudian guru mengajar di kelas. 

Setiap akhir pembelajaran, ada penilaian proses. Artinya guru harusnya mempunyai nilai setiap siswa dari proses yang dilakukan melalui pengamatan. Selesai pengajaran materi tertentu, guru melakukan penilaian hasil belajar.

Misalnya dari ulangan harian. Guru membuat soal, dan ada analisis soal. Setelah dilaksanakan ulangan, guru memeriksa hasil ulangan siswa, kemudian guru mengoreksi dan membuat analisis hasil ulangan. 

Guru akan mendapatkan peta siswa mana yang tuntas dan siswa mana yang tidak tuntas. Siswa yang tidak tuntas diberi remedial sesuai rencana sampai siswa tersebut tuntas kompetensi tersebut. 

Dari sini saja kelihatan bahwa siswa akan tuntas. Lalu pada akhir semester dilaksanakan ujian semester yang dilaksanakan secara serentak oleh sekolah. 

Katakanlah hasilnya siswa tidak tuntas. Pertanyaannya apakah ketidaktuntasan saat ulangan semester membuat nilai siswa benar-benar jeblok. Tentu tidak. Karena prosesentase yang dibuat sekolah lebih besar pada ulangan harian. 

Perlu diketahui, penilaian hasil belajar yang dilakukan pada sumatif tengah semester (sts) dan semester adalah penilaian aspek pengetahuan (kognitif), yang sesungguhnya aspek ini juga sudah dinilai pada penilaian proses pada setiap akhir pelajaran.

Dari logika kurikulum yang menyangkut tiga standar, jika dilaksanakan secara benar oleh guru, kemungkinan kecil banget terjadi ada nilai siswa yang harus dikatrol atau dinaikkan. Ini juga bisa diartikan kalau sekolah (kepsek) minta guru mengubah nilai siswa agar naik kelas ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama guru tidak melaksanakan perencanaan, proses dan penilaian secara tepat dan benar sesuai ketentuan dan semangat kurikulum. Kemungkinan kedua, kepala sekolah tidak mengontrol secara ketat setiap tahapan dari perencanaan sampai penilaian belajar yang dilakukan guru. Hal ini menjadi refleksi kita bersama.

Bisa dikatakan tiga standar pendidikan, yaitu standar isi, standar proses dan standar penilaian adalah satu kesatuan yang saling terkait menjadi tugas pokok guru. 

Sejauh perencanaan, pelaksanaan (proses) dan penilaian dilakukan dengan benar dan tepat, kemungkinan kecil sekali nilai siswa pada akhir tahun harus dikatrol atau dinaikkan agar naik kelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun