Memahami Kedudukan Peserta Didik dalam Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar
Oleh: Ahmad Rusdiana
Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di abad 21, pendidikan harus mampu menyesuaikan diri untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan zaman. Kurikulum Merdeka dan konsep Merdeka Belajar yang diusung oleh pemerintah Indonesia merupakan upaya untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik milenial. Kedudukan peserta didik dalam Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar sangatlah sentral, dengan fokus pada pengembangan karakteristik yang memungkinkan mereka untuk berkembang secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan.
Pertama: Peserta Didik sebagai Subjek Pembelajaran; Dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik dipandang sebagai subjek pembelajaran yang aktif, bukan sekadar objek yang menerima informasi. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, di mana mereka memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi, berkreasi, dan berinovasi.
Ksdua: Pembelajaran yang Personal dan Kontekstual; Peserta didik memiliki kebebasan untuk menentukan arah dan cara pembelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka. Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang personal dan kontekstual, yang berarti bahwa materi dan metode pembelajaran harus relevan dengan kehidupan nyata dan kebutuhan individu siswa. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna dan menarik bagi peserta didik.
Ketiga; Pengembangan Kompetensi dan Karakter
Merdeka Belajar menggarisbawahi pentingnya pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik. Selain pengetahuan akademis, kurikulum ini juga fokus pada pengembangan soft skills seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan dunia kerja dan kehidupan sosial yang semakin kompleks di abad 21. Keempat; Kolaborasi dalam Pembelajaran
Peserta didik didorong untuk berkolaborasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Kolaborasi ini tidak hanya terjadi antara siswa, tetapi juga melibatkan guru, orang tua, dan komunitas. Dengan demikian, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama yang melibatkan berbagai pihak dalam mendukung perkembangan peserta didik secara holistik.
Kelima; Pemanfaatan Teknologi; Generasi milenial yang tumbuh dengan teknologi digital memiliki akses yang luas terhadap informasi dan sumber belajar. Kurikulum Merdeka memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran yang efektif. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri, mencari informasi secara cepat, dan berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu.
Keenam; Lingkungan Belajar yang Fleksibel; Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dalam metode dan waktu pembelajaran. Peserta didik tidak lagi terikat pada jadwal dan metode pembelajaran yang kaku. Mereka dapat belajar di luar kelas, melalui proyek-proyek praktis, dan dengan pendekatan yang bervariasi sesuai dengan gaya belajar mereka. Hal ini membantu mengakomodasi kebutuhan individu dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis dan menyenangkan.