Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulislah dengan Hati dan Ciptakan Jejak Makna

22 Maret 2025   06:03 Diperbarui: 15 Maret 2025   00:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan yang lahir dari hati, akan selalu menemukan jalannya menuju hati yang lain.|Foto: bustle.com

"Menulis adalah perjalanan hati yang diam-diam menyentuh jiwa orang lain. Ketika tulisanmu lahir dari ketulusan, ia akan menemukan pembacanya sendiri."

Setiap penulis memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang menulis untuk berbagi gagasan, ada yang menulis untuk healing, dan ada pula yang menulis demi pengakuan. Ada juga yang menulis, hanya karena ingin memanfaatkan waktu yang kurang produktif, menjadi isian waktu yang lebih baik. Semua tujuan tersebut sah-sah saja, dan memiliki tempatnya masing-masing.

Namun, ada satu hal yang perlu kita sadari: label Artikel Utama (AU) atau tulisan pilihan, bukanlah tujuan akhir, melainkan bonus dari proses menulis yang berkualitas. Bila ini yang kita lakukan, maka kita akan menulis mengalir begitu saja, tanpa beban.

Hanya saja, ketika kita terlalu fokus pada pengakuan eksternal, ini bisa bikin kita repot sendiri. Kita akan mudah merasa lelah, kurang gairah, dan pada akhirnya: kehilangan esensi menulis yang sejati.

Ya, menulis bukan sekadar merangkai kata, tetapi juga soal rasa. Soal jiwa. Di setiap kalimat yang kita susun, ada ruh yang dititipkan, ada emosi yang tersampaikan, dan ada energi yang mengalir hingga menyentuh hati pembaca. Karena hati, hanya bisa disentuh dengan hati.

Kunci Menulis yang Berkualitas

Ada banyak versi atau pendapat, bagaimana menulis yang berkualitas itu. Namun, menurut penulis pribadi, sejauh ini setidaknya kuncinya ada empat.

1. Menulis dengan hati. Ingat, hati hanya bisa disentuh dengan hati. Karenanya, tulis dari hati, bukan sekadar mengejar tren atau popularitas. Ketika tulisan lahir dari ketulusan, pembaca akan merasakan kedalaman makna yang kita sampaikan.

2. Riset yang matang. Tulisan yang kuat lahir dari fondasi riset yang solid. Data yang akurat dan sudut pandang yang unik akan memperkaya isi tulisan. Kalau susah, kumpulkan 4 hingga 8 tulisan sejenis, dan ambil benang merahnya. Tentu, tulisannya harus jadi tulisan baru. Jangan copy paste, plek jiplak, kutipan-kutipan dari berbagai sumber dan dirangkai bagus. Itu jangan. Tapi, ambil ide pokoknya, lalu sampaikan dengan bahasa dan gaya sendiri.

3. Konsistensi dan ketekunan. Teruslah menulis, meskipun tidak langsung mendapat apresiasi. Proses ini yang akan membentuk kualitas dan karakter kita sebagai penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun