Mohon tunggu...
Abrurizal Wicaksono
Abrurizal Wicaksono Mohon Tunggu... Pekerja Sosial

Selayaknya orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Saatnya HRD Stop Jadi Polisi CV: Sebuah Tamparan Keras untuk HRD yang Stagnan

26 Juni 2025   14:20 Diperbarui: 27 Juni 2025   08:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hrd dan pertanyaannya yang template | sumber gambar: id.jobstreet.com

"Kok Pindah-Pindah Terus Ya, Mas?" --- Saatnya HRD Stop Jadi Polisi CV: Sebuah Tamparan Keras untuk HRD yang Stagnan

Selama bertahun-tahun berkubang di lumpur dinamika sektor pembangunan---entah sebagai staf permanen, kontraktor, atau konsultan---ada satu pertanyaan laknat yang konsisten menusuk telinga, baik secara langsung di ruang wawancara nan pengap, maupun lewat tatapan mata tajam penuh prasangka:

"Kenapa ya Mas pindah-pindah kerja terus?"

Pertanyaan ini, yang kedengarannya lugu, seringkali dilontarkan dengan nada menghakimi, bukan sekadar keingintahuan. Ini adalah interogasi, bukan diskusi. Dan celakanya, pertanyaan usang ini lazimnya keluar dari mulut HRD atau rekruter yang otaknya mandek di era industri 1.0, gagal total membaca denyut nadi profesionalisme di era modern.

Sebagai seseorang yang terpaksa berlayar di samudra turbulen dunia LSM dan lembaga berbasis proyek, sudah saatnya saya angkat bicara, bukan sekadar mengedukasi, tapi menggebrak meja: Pindah-pindah kerja bukan lagi indikator kegagalan adaptasi atau pengkhianatan loyalitas. Seringkali, justru itu adalah manifestasi kecerdasan dan keberanian.

Dunia Proyek vs. Dunia Korporat Konvensional: Kenapa HRD Masih Gagal Paham?

Salah satu dosa terbesar HRD di masa kini adalah kekukuhan mereka memakai satu lensa usang untuk semua kandidat: kacamata industri mapan dengan kontrak jangka panjang dan struktur piramida yang kaku. Ini adalah bias buta, sebuah kegagalan fatal dalam memahami ekosistem profesional yang jauh lebih kompleks dan cair.

Di sektor seperti pembangunan sosial, LSM, organisasi internasional, atau bahkan startup sosial, struktur kerjanya bukan hanya berbeda, tapi revolusioner:

  • Mayoritas adalah pekerja berbasis kontrak proyek (project-based contract), dengan durasi yang bisa sependek 6 bulan, atau paling banter 3 tahun. Proyek selesai, kontrak pun putus. Sesederhana itu.

  • Keberadaan sumber daya manusia mutlak bergantung pada siklus pendanaan. Dana datang, ada pekerjaan. Dana seret, siap-siap gigit jari.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun