begitu datang, Sang Guru... menjawab salamnya, dan mempersilakan masuk. Setelah mempersilakan minum teh hangat dan camilan, ia ingin bercerita, tapi dadanya sesak. Gurunya justru langsung menasehati "semua taqdir adalah ujianNya, ia tahu kamu mampu dan bisa menerima taqdir itu". Ia tidak menjawab tapi langsung, terisak-isak tak kuasa menahan tangis.Â
"bersabarlah semampumu roqib, kami bersamamu, semoga Allah meridhoi keikhlasanmu" nasehat sang guru. "aamiin, insyaAllha". jawab roqib. Namun, kekecewaan itu tak bisa hilang begitu saja. Munaf telah membangun keluarganya, roqib entah kenapa menderita batuk yang tak kunjung sembuh. bahkan 6 bulan berselang bathuknya semakin parah. dokter memvonisnya TBC. di bulan ke 10 perkawinannya nisa dan munaf merayakan kelahiran anak pertamanya. di bulan yang sama, Roqib membawa deritanya mengahdap sang Maha Rahman dan Rahim, yang akan membalas kesabarannya menerima taqdirNYa. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI